Gaya Berpacaran Yang Benar

Gaya Berpacaran Yang Benar

Alih-alih kita mendapatkan kemudahan-kemudahan sebab punya pacar pinter dan ahli dalam sesuatu dengan mengandalkannya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kita, sebenarnya ada hal yang lebih jitu dan lebih tepat.

Sayangnya aku terlambat menyadarinya. Tetapi belum terlambat kan untuk membagikan hikmahnya. Jadi berpacaranlah dengan benar. Jangan gunakan doi untuk kepentingan instanmu, tetapi gali kepintaran dan keahliannya agar engkau kemudian juga menjadi pintar dan ahli seperti dirinya.
(tentu saja untuk bisa menuju tahap ini, yang pertama dan utama sekali adalah pacarmu harus pintar dan ahli)

Aku ingat beberapa tugas elektro-ku jaman SMP dikerjakan pacar pertamaku.Tugas-tugas ketrampilan dikerjakan oleh pacar keempatku.

Pacar SMAku waktu itu meski pintar dan ahli tetapi justru mengandalkan aku dalam hal catatan-catatan, sehingga dia tinggal me-fotocopy. Tapi tetap saja keuntungan aku dapat. Bayangkan kalau dia tidak naksir aku, pasti dia yang rangking satu di sekolah. Karena dia pacarku, jadi konsentrasinya  agak terganggu dengan paradoksalku, sehingga aku yang jadi rangking satu di SMA, bahkan meraih NEM tertinggi sekabupaten :D

Tugas-tugas struktur dan  konstruksi di kampus arsitektur, sudah pasti menjadi bagian kerjaan pacarku yang entah keberapa itu. Dan seterusnya.

Sekarang aku menyesal. Semestinya yang dulu kuserap itu ilmu dan keahlian mereka.

Jadi bukannya mahasiswa yang pintar fotografi (yang naksir aku) menjepretkan sesuatu untukku, tapi aku yang semestinya belajar dengan sungguh-sungguh fotografi dari dia sampai aku menjadi canggih. Dengan yang pintar gitaran, mustinya aku belajar main gitar. Dengan yang sketchingnya jago, mustinya aku belajar sketching sampai hebring.

Nasi sudah menjadi bubur. Yang berlalu tak bisa diulang lagi.

Yang sekarang tak boleh lagi kejadian seperti itu, ya kan?
Jadi bagaimana? Mau ajari aku nulis essay?:D








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi