Revisi Hingga 46x
Cerita ini beneran terjadi. Dan sebagaimana hal itu menyemangati diriku, semoga juga menginspirasi kita semua. Seorang penulis di Singapura baru saja memenangkan kompetisi novel Internasional, mengalahkan 800-an partisipan lainnya.
Sebagaimana biasanya kalau ada yang memenangkan lomba,sayembara atau semacamnya, kita hanya bisa melihat gemerlapnya saja, ucapan selamat yang disambut dengan suka cita, denting gelas-gelas yang bersulang atau hujan confetti yang berwarna-warni.
Padahal yang sebenarnya di balik pencapaian itu, si penulis telah melewati 46 kali penolakan dari berbagai agen dan penerbit. Berulang-ulang ditolak, berkali-kali dia revisi. Tapi dia tidak berhenti dan tidak berputus asa. Dikirim ke berbagai lomba sebelumnya dan kalah, dia revisi lagi. Begitulah. Sehingga hari ini tiba. Hari kemenangan. Kemenangannya mengalahkan rasa putus asa, kemenangannya bersabar dalam perjalanan, kemenangan atas kegigihannya untuk terus memperbaiki naskahnya sehingga semakin mendekati kesempurnaan. Karena toh yang sempurna sesungguhnya tidak akan ada. Tetapi bayangkan sebuah kerajinan tangan yang empat puluh enam kali dipoles. Tentu semakin kempling.
Gimana? Makin bersemangat untuk merevisi kan?
Semoga bermanfaat^_^
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar