Pelangi, Hercules Dan Keberanian
Kita sempat dikejutkan dengan ramainya gambar profil latar pelangi di mana-mana mengikuti pemberitaan tentang disetujuinya pernikahan sejenis di Amerika dan reaksi pro-kontra LGBT di sosmed. Yang lucu dan aneh, karena mungkin khawatir diserang oleh mereka yang pro dengan dalih hak asasi manusia, akhirnya malah cuma bisa gegrunengan sesama mereka yang tidak setuju tapi tidak berani bicara. Kebenaran bungkam. Kemaksiatan dan kekeliruan tak terbendung. Bisa-bisa kejahatan meraja lela. Tapi kita yang tidak setuju malah jadi yang sembunyi.
Adh'aful iman, selemah-lemahnya iman. Tidak setuju tapi hanya bisa bicara dalam hati dan ngobrolin dengan sesama yang tidak setuju di tempat yang tak tampak umum, di WA, inbox, DM dan BBM.
Keberanian memuseumkan Hercules juga patut kita pertanyakan.
Untuk alasan apa mempertahankan barang yang sudah tua, yang semestinya sudah beristirahat, tetapi masih juga terus disuruh kerja.
Kita semakin hilang keberanian. Mungkin.
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar