Menziarahi Cinta

Menziarahi Cinta


Bagian yang paling menakjubkan dari sebuah perjalanan tanpa pretensi, adalah kita mendapatkan kejutan-kejutan dan hadiah-hadiah yang tak terkira sebelumnya.

Bertemu kembali dengan teman-teman yang selama ini berada di belakang layar untuk membantu kelahiran bukumu adalah sesuatu yang sungguh istimewa. Ketulusan, ikhlas dan senyum manis yang menyapa, apa yang lebih hebat darinya?
Serasa pulang. Demikianlah mungkin yang disebut dengan rumah.

Wajah-wajah yang tak asing, yang pernah duduk bersama berbagi cerita dan pengalaman denganmu di pendopo Ambarawa juga datang, ada Mutiara dan Arinda.

Akhirnya ketemu dan foto dengan si Rara imut-nya mas Endik, dan ngobrol seputaran skenario bla bla bla.

Duduk sederet dengan teman-teman yang membersamaimu dan anak-anakmu waktu jalan di Ubud, ada Puput Gresik dan Mel Tangerang. (eh mana, foto-fotonya? :D)

Juga sebelahan duduk dengan Furqon yang ternyata tinggiiii buanget dan Cakeb (cah kebumen, maksudnya:D) yang selama ini cuma bisa mention-an di twitter dan ceweknya Vivi, salah satu hasil percomblangan KF yang berhasil. Jiaaaah:D

Akhirnya bersua dan berpelukan hangat dengan salah satu soul-mate-ku mbak Endang, yang jauh-jauh dari Madura. Dan kangen-kangen-an dengan gerombolan unsa,  dang aji, denny, mbak Jazim dari Surabaya. (duh, dan jadi sedih gegara dengar kabar sakitnya m dasa yang dulu menemukan dan menyebabkan kami semua ini nyemplung dan tersesat di rimba kepenulisan)

Seneng akhirnya ketemu dan foto bareng kembarannya evi (yang waktu itu ketemu di puncak pas NBA1) mbak eva yang jauh-jauh datang dari Bandung, padahal kita sudah lama kenal di fb dan barteran jaman masih mayasmara dulu itu.

Dan kamu yang manis, yang mengantarku sampai ke ujung jalan. Kurasa mungkin di dunia pararel yang lain, kita adalah sepasang kekasih. Mungkin.




nb: Wuohhh, dan dapat bingkisan buanyaaak bukuuuuu dari yang punya hajat, Love you. Love you. Love you. Much much much love :))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi