Di Awang-awang
Barusan aku membaca postingan dua cerpen milik seorang teman yang kedua-duanya dimuat pada hari yang sama di media berbeda. Yang satunya bersetting Jepang, dan satunya lagi bersetting Italia.
Oh iya betul cerpennya memang jadi berkesan eksotis, baru, tidak klise, tidak biasa, extra ordinary. Tapi ya sebenarnya kalau kita tidak sedang benar-benar in dan niat banget untuk membaca cerpennya, jadi berasa duh...nggak dekat dengan kita, kurang related, dan semacamnya.
Meskipun mungkin kalau kita sedang tidak capek, jadi malah penasaran...eh apa nih, jadi ingin baca terus sampai selesai meskipun harus agak-agak mikir keras pas bacanya.
Lalu aku sesaat kemudian menyadari sesuatu, hei....ini nih kayaknya memang gaya si bapak ini yang mirip-mirip dengan gaya salah seorang mentorku yang suka ngomong 'nggak biasa' dan 'terasa berat banget' supaya ya....supaya ya nggak biasa. gitu.
oh...,
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar