The Art Of Kepo

The Art Of Kepo


Masih ingat postinganku tentang dinamika grup, komunitas dan hal-hal terkait?
Juga tentang oportunity dan oportunis? hehe...ntar aku cari link-nya deh dan semplitkan di sini ya.

Tapi ini keburu dingin nih kepo-annya, jadi langsung capcus.
Belum juga tahu gimana perasaan si pemilik grup awal yang anggotanya  sekitar 26 ribu-an orang, terhadap si 'penelikung'  yang akhirnya bikin grup sendiri (sekarang membernya mencapai 3.800 an orang)
Eh tahu-tahu dia dengan grup barunya yang awalnya kerjasama dengan sebuah penerbit bikin antologi, dengan membuat grup itu sebagai jembatannya (eh, kok jadi terplethik kepikiran bahwa mungkin...hohoho...), lhah malah akhirnya buku tunggalnya tiba-tiba diterbitkan oleh penerbit lain.
Xixixi....
jadi siapa kecolongan siapa, menjadi peristiwa beruntun yang blunder dan.. ahay....sudah..sudah..stop...stop..

kalau kata salah satu mentorku, postingan ini bisa kontra produktif buatku karena aku yang terbiasa kalem tidak seharusnya kepo, apalagi nggibah, meskipun ini ghibah syariah. ahay...:D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi