SENANDUNGKU (Suara Dari Surga #2)
Ia selalu menyukai senandungku meski tak semerdu saudaraku yang lain.Mungkin
karena diam-diam sebenarnya ia mulai menaruh hati padaku. Tak mudah menaklukkan
hati sekeras miliknya. Entah kenapa, aku tak cukup mengerti. Mungkin ia mengira
aku tak cukup punya cinta untuknya, sehingga ia juga menahan cintanya untuk
bisa kumiliki sedikit saja. Entahlah.
Ini sebenarnya maulidku yang terakhir, di penghujungnya persis maut
menjemputku. Karena banyak orang bilang, aku bukan ‘manusia biasa’. Aku mereka
serupakan malaikat sehingga bukan di dunia penuh kebusukan ini tempat yang
nyaman untukku. Entahlah. Aku tak pernah tahu. Seperti aku tak pernah mengerti
mengapa kadang orang-orang bilang aku terlalu baik, sementara aku menganggapnya
biasa-biasa saja.
Airmatanya menetes sehingga membasahi baju anak perempuan dalam
gendongannya. Ia selalu teringat aku kala semua orang berdiri dalam posisi
‘asyroqol’. Ini saat-saat magis ketika banyak orang benar-benar merasakan
kerinduan yang amat sangat, kerinduan atas kekasih purnama hati, Shollallahu
‘ala sayyidina Muhammad.
Keharuan itu semakin menumpuk dan memenuhi dada hingga mengalirkan deras air
matanya, karena saat-saat magis itu beserta ingatannya akanku.
Kucoba menghapus airmatanya, tapi ‘malaikat’ sepertiku dengan jarak tak
kentara ini tak cukup membuat gundah gulananya mereda. Ia tak melihatku.
Sungguh-sungguh tak melihatku, bahkan juga dalam mimpinya. Dia sedang sibuk.
Kerepotan dengan dua permata peninggalanku yang tak henti-hentinya menggoda dan
menguji kesabarannya.
Ia membutuhkan kasih sayang. Mereka membutuhkannya.
Dan aku, aku ‘malaikat’ yang telah dijemput maut di ujung bulan maulud, aku
tak lagi bisa memberikannya kecuali memandangnya dari jarak yang tak kentara.
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar