merasa lebih berhak?
sudah lama nggak nulisocehan yang ocehan aja. masalahnya ada yang ngajarin kalau blog itu ya platform, jadi musti jaim dan seterusnya dan sebagainya. duh. sudahlah. kadang-kadang kita juga mau refreshing, woles woles gitu.
by the way, prolognya jangan panjang-panjang ah.
jadi kemarin sempat baca cerpennya mas gulam di tiga media koran majalah yang berbeda, tapi tema yang sama, imlek. uhuy. beruntung dan hoki banget ya arek iki. tapi yang lebih membanggakan sebenarnya adalah dia ini muslim taat lho dan bukan cina. tapi tulisan imlek dia justru yang lebih laris dan dipasang. kepikiran nggak kalau ada beberapa orang di luar sana yang mungkin ngedumel, idih kami ini yang tionghoa yang punya imlek mestinya lebih berhak nulis cerita tentang imlek. mungkin kan? mungkin banget. penulis yang tionghoa kan banyak juga. hehe.
sama halnya kalau ada yang nulis berbau-bau hujan, rasanya penikmat hujan (kayak ane) jadi iri, eh kan ane ya yang penikmat hujan mustinya itu ane yang nulis. ahay....
dan seterusnya dan sebagainya.
tapi dunia kan nggak seperti itu, boy. memang dunia ini milik kita aja seorang? orang lain juga berhak atas hujan, atas purnama. gitchu... jadi stay woles ^_^
ehmm...tadi mau ngomongin apalagi ya?
oh ya, jadi keinget dulu jaman masih awal kenal nulis, kami-kami ini kan ikutan leutikan karena leutika yang ajak, terus ikutan hasfriends karena hasfa yang ajak, terus sekarang makin banyak pilihan komunitas dan.....ya....kita di mana-mana....
dunia kan luas, lebar dan panjang..jadi stay woles.
kalau cuitan ane di twitter kemarin, entah kesambet dari mana, jangan takut perubahan karena dunia terus bergulir.
(akhirnya postingan ini malah ngalor ngidul :D)
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar