Dear Cahaya
Tahu nggak apa yang lucu dari cinta?
Seringkali apa-apa yang berada di sekitar kita jadi mengingatkan pada orang yang (tengah) kita (jatuh) cintai.
Aku terus menerus tersenyum waktu pendataan siswa di kelasku, dan aku menanyakan nama ayahnya, dia menyebut sebuah nama, yang sama dengan namamu. Dan sejak itu aku memanggilnya tidak dengan namanya tapi.,.."ayo sini, anaknya pak xxxxx" hehehe...
Betapa manisnya namamu terdengar di telingaku, terucap dari bibirku yang bergetar.
Belum lagi kebetulan-kebetulan lain. Ternyata seorang tokoh yang dikagumi banyak orang, yang pernah duduk sebelahan denganku saat ultah Kompas dua tahun lalu itu adalah juga tokoh yang sama, yang entah bagaimana ternyata dekat denganmu.
Delusi. Mungkin ada orang yang menganggapnya demikian. Tapi cinta memang aneh. Meski kita berusaha keras mengabaikannya, dia berdengung, bergetar, beresonansi dengan senar-senar di dalam hati.
Sudah dulu ya,
however sedikit rasa cinta ini membantuku bertahan dalam semangat menjalani hidup dan kehidupan. menjadi selingan yang menghibur di antara deadline yang meski digarap maraton dan lembur-lembur kok ya belum rampung-rampung. hehe.
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar