Yang Tren, Yang Njelehi

Yang Tren, Yang Njelehi


Barusan aku nge-cuit tentang seputar perempuan dan kecantikan.

Kutanyakan ke floor&folks: perempuan terlihat cantik jika.....
dan salah satu komentatornya mas Sahal menulis (perempuan) yang tidak suka akik dan tidak mencintai laki-laki yang pakai akik.

Eh lha kok ada yang nimbrung dengan mengupload foto akik gedhe-gedhe di seluruh jemari. OMG! Mengerikan ya?

Tadinya cukup lucu juga saat tahu ada tren akik. Meskipun sebenarnya ini bukan barang baru (bagiku) Setiap (alm) bapak pulang  haji dan umroh (beliau haji 9x) selalu pulang membawa oleh-oleh akik ini dari Arab. So, nggak begitu tertarik juga dengan per-akik-an, tapi cukup ketawa-ketawa karena lucu aja lihat sliwar-sliwer obrolan tentang akik ini di time line.

Tapi ketika sudah berlebihan, berasa jadi menyebalkan. Njelehi gitu lho.

Btw, sebenarnya tren (yang viral) ini  bisa datang dari dua arah. Dari konsumen yang butuh, atau dari produsen yang memang menciptakan pasar. Balik lagi industri dan kapitalisme yang menjadi biangnya. Dan entah bagaimana, meski kita juga butuh uang dan penghidupan, sepertinya industri dan kapitalisme ini seakan momok dan parasit yang menakutkan.

Bagaimana denganmu?
Bagaimana cara berdamai dengan pikiran-pikiran yang seolah salung berseberangan ini?
Di satu sisi kamu butuh, tapi di sisi lain kamu juga muak dengan hal-hal yang seolah 'menghalalkan segala cara', berbau topeng dan kemunafikan. How come?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi