Liputan Sharing Kepenulisan di Kampus-kampus

Untuk penulis pemula, sebaiknya menulis kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar ”ujar penulis novel “Ayah, Lelaki itu menghianatiku” Dian Nafi ketika mengisi materi cerpen dalam acara Pra-Workshop Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo semarang, Minggu, (06/10).

Selain itu, bagi penulis harus banyak membaca karya orang lain, baik karya fiksi seperti puisi dan cerpen maupun karya non fiksi semisal bacaan tentang ekonomi, politik, agama, dll.

“Membaca puisi dan cerpen berfungsi sebagai memperbaiki diksi, sedangkan membaca buku selain sastra berfungsi sebagai pembentuk isi”katanya

Acara yang bertempat di ruang F5 Fakultas Ushuluddin itu dilangsungkan dengan permainan yang membangun. Setiap peserta diminta berpasangan dan saling bercerita pengalamannya ketika berusia lima belas tahun. Setelah itu peserta menungakan cerita tersebut ke dalam bentuk cerpen.

Bolehkah dalam cerpen itu menggunakan kata-kata yang bermajas hiperbola?

“Tergantung kondisi, kalau majas itu digunakan untuk mendramatisir sebuah cerita tidak apa-apa, tetapi kalau penempatannya asal-asalan agar dianggap nyastra itu tidak boleh, karena bisa merusak sebuah logika cerita” jelas wanita asal demak itu atas pertanyaan salah satu peserta.

Dian menegaskan, bahwa teori saja tidak cukup tidak cukup untuk jadi penulis. Tetapi harus dipraktekkan agar terbiasa dalam menulis[Rouf/IDEA].

http://ideastudies.blogspot.com/2013/10/dian-nafi-menulis-teori-saja-tidak-cukup.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi