Variasi Agar Terus Gila!
Inilah yang sempat kulakukan beberapa minggu terakhir ini. Baru kusadari bahwa untuk menjadi sebenar-benarnya penulis, kita harus cukup gila terus menerus. Gila dalam arti tak henti-henti kreatif dan berpikir. Menjadi biasa saja, tidak akan pernah cukup untuk menjaga api dalam upaya menapaki karir kepenulisan ini.
Ada banyak PR dan tugas sebenarnya. Jadi rancu saja kalau bilang tidak bersemangat menulis lagi. Non sense! Sementara banyak orang di luar sana yang menunggu job untuk bisa berkreasi, kenapa yang sudah punya job malah loyo. Begitu bentakku pada pikiran dan diriku sendiri.
You have to do something!
Jadi aku berjalan-jalan mencari cara untuk tetap menjaga apiku. Agar aku bisa menyelesaikan tugas-tugas yang telah ada di pundakku. Yang hadir karena telah kupilih jalan ini sebagai karir, sebagai arah hidup, sebagai ladang amal, sebagai media dakwah, sebab aku merasa terpanggil olehnya.
So, aku memasuki dunia baru yang bisa menjadi variasi (karena mungkin aku sedang ada di titik jenuh). Aku mengikuti workshop film, yang masih dekat juga dengan dunia kepenulisan cerita. Dan alhamdulillah aku bersyukur sekali, karena apiku kembali hidup dan menyala. Insya Allah makin semangat lagi dan bergegas bergerak menyelesaikan tugas-tugas yang sudah menunggu maupun tugas-tugas baru.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga api. Kita hanya harus mencari caranya. Variasi kegiatan bisa menjadi pilihan.
Selamat Mencoba! Keep insane!
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
1 Komentar
setuju mba..aku suka post ini (h)
BalasHapus