#ngemilbaca Doa Dan Dzikir Orang-Orang Kaya
Siapa yang tidak ingin kaya? Meskipun ada banyak godaan untuk menjadi kaya, tetapi ternyata jalan menuju ke sana tidak selalu mudah. Sudah pontang panting bekerja, malam jadi siang bahkan, tapi kok nggak kaya-kaya juga. Jadilah buku ini menarik untuk dibaca.
Yang bagusnya, buku ini cukup panjang menuliskan tentang doa dalam prolognya. Dan justru ini yang membuka kesadaran kita terlebih dahulu. Sesungguhnya kita lebih membutuhkan doa (dan kedekatan dengan Yang kepadaNya kita panjatkan doa) dibandingkan dengan kekayaan itu sendiri (yang sempat kita sasar ketika pertama kali tertarik dengan buku ini). Menarik kan?
Bagaimana doa bisa menggempur kesombongan dan ke-ananiyah-an kita, bagaimana doa dengan sayapnya bisa melangitkan kita, bagaimana doa dengan kekuatannya bisa menggempur dinding takdir, membawa kita melompat dari satu qodlo-Nya menuju qodlo-Nya yang lain yang lebih baik, dst.
Pengetahuan dan pengertian (yang kudapat lagi tersebab membaca buku ini, karena bagaimanapun bahasannya bukan barang baru dan pernah beberapa kali dibaca di waktu-waktu sebelumnya) membuatku 'lancar' dan 'mantap' menyisipkannya dalam kalimat-kalimatku saat mengobrol dengan ibu ataupun tengah memberi pengarahan pada anak-anak serta murid-muridku di kelas.
(Langsung membayangkan amal jariyah penulisnya. Gini ini lho bagusnya kalau tulisan itu mengena, berkesan dan bermanfaat)
Selanjutnya doa-doanya sendiri tentu harus dibaca berulang-ulang alias dipraktikkan. Hehe.
Oh ya, jangan lupa beli dan baca buku Gue Takut Allah terbitan Diva Press ya, supaya jadi amal jariyah, aamiiin. he3. Bisa juga dibeli di toko-toko buku online. Hatur nuhun.
ps; kalau yang versi TTD, ini infonya >> http://diannafi.blogspot.com/2014/11/penjualan-buku-buku-baru-sudah-dibuka.html
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar