Proses Kreatif Penulisan #T
Melengkapi bagan besar yang pernah kubuat beberapa tahun yang lalu, dan satu persatu cabang serta ranting dari pohon besar itu mewujud dan alhamdulillah menemukan rumah alias penerbitnya, inilah novel #T yang juga menjadi bagian/cabang/ranting dari bagan/pohon besar itu.
(novel #B dan #MM di P, novel #G di KL, novel #HPG di BP, novel #MHMH di TS, #FFR di VM)
Berkisah tentang kakak beradik dalam pesantren yang saling bersaing dan akhirnya saling bermusuhan dengan diam-diam maupun terang-terangan. Melibatkan banyak pihak dan beberapa keluarga yang harusnya bersinergi tetapi malah berseberangan.
Sementara sebenarnya mereka memiliki cita-cita dan tujuan-tujuan yang bisa jadi kandas karena ulah dan sikap mereka sendiri. Bagaimanakah mereka melewati persaingan dan permusuhan itu? Apa latar belakang 'perang dingin' ini? Apa yang mereka pertaruhkan jika bertahan, jika mengalah? Siapa dan apa serta ke manakah kisah ini menemukan muaranya?
Aku banyak memperhatikan dan mengamati yang terjadi di sekitarku. Memasang telinga dan berusaha tajam mendengarkan konon-konon dan sas sus yang tersebar dan memenuhi udara di sekelilingku. lalu sisanya yang tidak kuketahui, kugali sendiri dengan imajinasi yang menjadikan ini merupa fiksi.
Pada hakikatnya akhirnya apa yang kita tulis sebenarnya adalah autokritik pada diri kita sendiri, pada orang-orang yang kita kasihi di sekitar kita, pada kehidupan yang terus bergerak dan berputar.
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar