Mumpung masih anget, aku mau bagi-bagi tips untuk perpanjangan paspor :)
1. Caranya : Daftar online dulu di sini
Isi data-datanya di situ dan pilih mau mengurus di kantor Imigrasi
yang mana.
Nanti ada email konfirmasi dan surat pengantar buat kita membayar di BNI.
Pilihan banknya memang cuma itu. Karena aku nggak punya rekening di BNI
jadi bayar langsung ke banknya. Mungkin kalau nasabah BNI bisa bayar
via ATM.
Bayarnya Rp 355 ribu + Rp 5 ribu administrasi.
Setelah bayar, tinggal konfirmasi lagi via email. Setelah itu kita dikasih pilihan mau datang pada hari apa ke kantor Imigrasi.
2. Datang ke kantor Imigrasi.
Buka dari jam 8 pagi-2 siang. Datang, ambil nomer antrian sekalian dicek
apakah dokumen sudah lengkap atau belum (paspor lama, KTP, akte kelahiran
& kartu keluarga) Semua dokumen asli harus dibawa dan difotokopi.
Kalau tidak sempat fotokopi, tinggal mampir ke koperasi yang ada dekat kantor imigrasi
sekalian beli map kuning. Buat yang daftar online ada nomer antriannya
sendiri. Begitu juga yang datang langsung dan para lansia.
Terus foto, wawancara, dan disuruh datang tiga hari lagi
buat ambil paspornya.
3. Ambil paspor tiga hari kemudian
Untuk proses ini sebenarnya kalau tidak sempat ambil sendiri, bisa diwakilkan sama orang lain asalkan ada surat kuasanya. Biasanya pengambilan paspor baru dibuka jam satu siang. Mungkin memang sengaja dibedakan waktunya agar tidak terjadi penumpukan antrian di kantor Imigrasi.
Biografi Imam Hanafi
Biografi Imam Hanafi - Atau yang lebih di kenal dengan nama Abu Hanifah Al-Nu'ma ibn Tsabit ibn Zutha Al-kufi, adalah penemu ilmu fiqih atau bisa di sebut sebagai guru besarnya ilmu fiqih, barang siapa yang ingin belajar ilmu fiqih maka belajarlah kepada Abu Hanifah dan murid-muridnya, itu adalah potongan dari perkataan Imam Al-Syafi’i. Berikut adalah Biografi Imam Hanafi Atau sering di sebut Abu Hanifah Nama lengkapnya Abu Hanifah Al-Nu’man ibn Tsabit ibn Zutha Al-Kufi. Ia lahir pada tahun 80 H/699 M di Anbar, kota yang termasuk bagian dari propinsi Kufah. Ayahnya berasal dari keturunan Persia. Kakeknya, Zutha berasal dari Kabul, Afganistan yang sebelumnya masuk bagian wilayah Persia. Ketika Tsabit masih dalam kandungan, ia dibawa ke Kufah dan menetap di sini hingga Abu Hanifah lahir. Konon ketika Zutha bersama anaknya Tsabit berkunjung kepada Ali ibn Abi Thalib, dengan serta merta kedua orang ini didoakan agar mendapat keturunan yang luhur dan mulia. Abu Hanifah tumbuh di kota
0 Komentar