Cara Membuat Hook Dalam Cerita

Pada dasarnya, “hook” memancing pembaca untuk melakukan satu hal. “Hook” memancing pembaca untuk bertanya.Pertanyaan itulah yang membuat pembaca ingin terus membaca. Ingat gimana rasanya saat baca buku bagus. “Bagaimana selanjutnya?” Pertanyaan “bagaimana selanjutnya” inilah yang mendorong orang terus baca. Lalu, bagaimana “hook” membuat pembaca bertanya?


“Hook” bekerja lewat mekanisme yang bernama “closure”. Sedang “closure” adalah kecenderungan manusia untuk menuntaskan sesuatu.
Nggantung” adalah musuhnya “closure”. Paling sebel, kan, kalau ada yang “nggantung”? Apalagi digantungin

“Telegraphing” adalah cara bikin “hook” dengan bilang langsung ke pembaca, apa yang akan terjadi.  Contoh: Dua minggu lagi, August akan menikahi Hazel.
Karena kita butuh “closure”. Kepala kita langsung bikin kesimpulan, krn terdorong kebutuhan utk bikin “closure”“Telegraphing” yang baik cuma ngasih sugesti. Biar orang yang nyimpulinIni teknik paling dasar & lemah, tp penting buat dikuasai. Pengembangan teknik ini bisa mengarah ke beberapa teknik lain
Contoh: August sedang bersiap-siap berangkat ke nikahannya, saat dia menerima surat dari mantannya.
Ini teknik “twist” sederhana. Kita yang tadinya mikir August akan nikah, jadi bertanya-tanya.
“Twist” nggak akan bisa jalan, kalau kita nggak mahir “telegraphing”.
Orang harus dituntun untuk mikir ke satu arah dulu, kalau mau bikin “twist” yang berhasilPengembangan lain bisa berupa “deadline” atau “ticking clock”.“Deadline” ngasih tahu pembaca arah cerita, dan nambah ketegangan dengan ngasih batas waktu.


Sama kaya “telegraphing”, “dangling cause” juga pake mekanisme “closure”.
“Dangling cause” menciptakan rasa nggantung dgn cara ngasih tahu sebuah kejadian lalu gak langsung ngasih tahu akibatnya apaContoh: “Jadi gua gampar aja orang itu. Nah, waktu gua ke pasar, 2 minggu kemudian, gua beli ayam, telor, terus gua bayar ke WAAAIT...! Itu orang yang digampar gimana lanjutannya? Masa dia diem aja? Nggantung, kan? Nah, karena itu, pembaca akan ngebaca terus tulisan kita, sampai kita ngasih tahu akibat peristiwa tadiItulah kenapa namanya “dangling cause”. Sebuah penyebab (cause) yang digantung (dangle) akibatnyaWaktu digunakan dengan baik, “dangling cause” bisa lebih memikat emosi daripada “telegraphing”


teknik dramatic irony.. Kalau kamu jenis penulis yang percaya bahwa tokoh cerita harus tahu semua hal bersamaan dengan pembaca teknik ini bakalan lewat dari perhatian kamu
Teknik ini pada dasarnya ngasih tahu sesuatu pada pembaca atau pemirsa yang si tokoh cerita malah nggak tahuContohnya, si tokoh utamanya seorang cewek yang lagi deg-degan, nunggu pacarnya jemput untuk pergi kencan.Dramatic irony-nya adalah saat kita tahu bahwa cowoknya malam itu kecelakaan di jalan tol ... Bareng cewek lainKondisi kayak gini bikin antisipasi pembaca atau penonton. Apa yang akan dilakukan si cewek saat dia tahu kondisi sebenarnya?Antisipasi itu yang kita ingin bikin. Itulah hook

Antisipasi yang dibikin dengan teknik ini namanya dramatic tension.Biasanya dramatic tension ini dipagerin sama revelation dan diakhiri saat muncul recognition
Maksudnya revelation adalah saat pembaca dikasih tahu soal hal yang nggak diketahui oleh tokoh
Maksudnya recognition adalah saat tokoh utama sadar tentang hal yang pembaca udah tahu tadi teknik ini bisa dipakai untuk bikin dua rasa, nih.
Yang satu suspense, tegang, khawatir, takut Tegang karena kita tahu bahwa ada bahaya yang sedang mengancam tokoh, sementara dia nggak tahu.
Yang satu lagi, humor. Nah, ini bisa muncul kalau hal yang nggak diketahui itu bikin salah pahamSalah paham itu bahan banget buat komedi. Dramatic irony agak beda dengan yang lain, lebih berguna untuk bikin antisipasi panjang. Cerita panjang bisa dibangun dari ketidaktahuan tokoh, atau kesalahpahaman ini.

Teknik ini namanya dramatic tension.  Teknik ini adalah yang paling kuat di antara teknik hook lain. Digunakan untuk menjaga ketertarikan penonton sepanjang cerita."Seseorang sangat menginginkan sesuatu dan mengalami kesulitan dalam mendapatkannya"Variasinya bisa jadi dua jenis: mengejar sebuah keinginan atau lari dari sebuah masalah.Saat karakter menginginkan sesuatu, di kepala kita langsung ada pertanyaan: “Apa dia bisa mendapatkannya?” Pertanyaan ini yang dimainkan dengan memunculkan berbagai kesulitan dalam proses mendapatkan keinginan atau lepas dari masalahLalu, kita memberikan jawaban setelah semua kesulitan ituCerita kita jadi punya arahan dan pembaca juga jelas mau ngikutinnya.Yang mengikat keingintahuan pembaca adalah pertanyaan dasar di dramatic tension.
n ini akan terus jadi hook buat pembaca sampai jawabannya kita berikantiga bagian yang ada di dramatic tension
Bagian satu adalah saat karakter menginginkan sesuatu
Bagian dua adalah saat dalam proses mendapatkan keinginan itu karakter berkonflik dengan karakter lain.Bagian tiga adalah saat hasilnya memunculkan ketegangan baru

sumber : twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi