Fatihah Untuk Pahlawan, (mantan) Brondong dan KF


Walaupun biasanya aku juga melamun waktu berkendara, tapi nggak biasanya aku salah ambil jalur. Tapi ternyata Allah memang menginginkanku lewat Jl Pahlawan dan TMP sehingga walhasil mengirim fatihah untuk para pahlawan di hari pahlawan.  Meski tadinya aku mau lewat Jl. Dr cipto - Peterongan- Jl. Sriwijaya. 

Sampai di gedung wanita, aku masih sempat keliling dan belanja beberapa buku. Meski sudah mengira bakalan ketemu (mantan) brondongku (if you've read my short story : one week in May) karena memang dia orang yang ada di sekitar buku, tapi ternyata kita tetap sama-sama terpesona waktu bertemu lagi tanpa sengaja. (Udah deh, langsung jadi satu cerpen itu.... atau mungkin lanjutan novel 'dua empat' yang sudah kutulis tapi kurang panjang :D)

However, meski kita berusaha mengelak, melupakan, menindihnya dengan banyak hal/peristiwa/orang-orang lain, kita  masih bisa merasakannya  bahwa itu (mungkin) cinta. You can call this, love. Ketika siangnya aku meeting  dengan mahasiswa yang menemuiku untuk hadir sebagai pemateri di kampusnya 2 Desember ini, ke siapa es capuccino darinya itu kuberikan? Ketika aku dapat dus makan sebagai peserta KF, ke siapa dus makan itu kuberikan? You know who. You can call this, love. #eaaaaa *oke, aku gila :D


Mari kita tinggalkan kegilaan itu untuk jadi cerpen/novel saja ya. Aku bagikan sedikit oleh-oleh KF:
(sudah kubagikan juga di twitter-ku @ummihasfa ) dan sebagian dari teman yang juga hadir di sana.

untuk jadi penulis, lakukan menulis itu sendiri! perbanyak baca!
menulis - pengendapan karya - self editing - baru kirim! jgn jd DLers
sebuah karya harus punya pesan moral. sampaikan dg smooth, bkn vulgar.
penulis piawai pasti bisa menjungkirbalikkan kalimat SPOK
jika saya berusaha lebih, saya pasti mendapatkan lebih.
penulis harus selalu mengupgrade pengetahuannya.
3 poin+ penulis: 3. memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain, baik positif/negatif
3 poin+ penulis: 2. memiliki kemampuan menginterpretasi/menafsirkan suatu objek
3 poin+ penulis: 1. tingkat pengetahuannya di atas rata-rata
jadi penulis itu akan membuat seseorang terancam keren. yakin aja!
pilihan jadi penulis adalah pilihan luar biasa.
orang yang banting tulang lebih pasti dapat yang lebih juga. itu keadilan Tuhan.
penulis idealis vs penulis berorientasi bisnis. pilih manaa?. orang yang terus bertahan pasti akan mendapatkan ruangnya sendiri.

kuatin segmennya, bagusin temanya,plus-in nilainya,unik-in judulnya,smooth-in pesannya,pas-in momennya,aktif-in 'spotlight'nya.

tawarkan sesuatu yg baru, yg (super) kreatif, yg jenius (genuine), yg beda seperti @benakribo atau manfaatkan momen.

kalau terus kreatif, gigih&beruntung, ntar selain jd penulis, bisa jd komisaris juga kyk @radityadika :)

tantangannya adl bgm spy teknik, cerita, konflik tetap terjaga. dan bgm spy ending tdk mudah ditebak.

nulis buku tuh mau diterbitin doang atau mau laku? mau laku aja atau mau laku banget? idealis tuh ntar kalau sdh py pasar/fans.
kalau perlu twitwar biar menarik perhatian follower&follower-nya follower atas topik/ide/dagangan kita. *hihi sesat tapi bener juga

buruan kerjain PR selagi msh panas mesinnya, klo kelamaan ntar keburu dingin, basi&luntur tuh ide2 juga semangatnya. *jleb ya

yg ajib dr majlis KF kmrn. 200 org dpt ilmu&mkn gratis. alfu mabruk.
spt menulis yg tdk bs diajarkan,tp bisanya ditumbuhkan,demikian juga kebaikan


Novel "Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku" di stan DivaPress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi