Frankfurt Book Fair, Identitas Dan Harapan

Frankfurt Book Fair, Identitas Dan Harapan



Seru banget ya melihat foto-foto dan video yang bersliweran di time line kita baik fesbuk, twitter ataupun instagram. Event Frankfurt Book Fair yang berlangsung dari 14 Oktober ini menakjubkan terutama karena Indonesia sebagai guest of honor mampu menampilkan interior dan penataan layout area pameran dengan konsep yang sangat kuat dan implementasinya yang keren.

Semua tak lepas dari tangan dingin sang arsitek, Muhammad Thamrin yang memenangkan kompetisi desain FBF ini. Proud of him. Banyak orang yang kemudian berharap bahwa  pameran dan book fair di dalam negeri nantinya juga sama artistik dan kuat konsepnya sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh pak Thamrin di FBF.




(Hanya) 70 penulis terkemuka Indonesia yang dikirim ke Frankfurt Book Fair. Di antara mereka ada nama-nama yang membetot perhatianku tersebab kesamaan yang mungkin bisa diteruskan dan diwarisi. Ada mbak Abiedah El Khaliqy, yang banyak menulis tentang novel kepesantrenan.
bareng mbak Abiedah El Khaliqy di gelaran anugerah DKJ di TIM
Ada mbak Okky Madasari yang banyak menulis novel berbau kritik sosial, perempuan dan agama.
bareng mbak Okky Madasari di Asean Literary Festival
Ada penulis maestro, gaek dan living legend, bu NH Dini, yang banyak menulis memoir dan novel tentang kehidupan, perempuan.




Ada mbak Asma Nadia yang banyak menulis novel tentang kemuslimahan dan dakwah.



ada mbak Leila S Chudori yang banyak menulis novel tentang perempuan dan perlawanan.

bareng mbak Leila S Chudori di Ubud Writers Readers Festival


ada mbak Lily Yulianti Farid, yang punya MIWF, pegiat sastra dan menulis Family Room.


Tentu saja kita tidak bisa menjadi persis plek seperti mereka, karena masing-masing orang punya keunikan tersendiri. Namun ruangnya atau pilihan rel yang ditempuhnya bisa menjadi pertimbangan di manakah kita akan mantap berada dan melanjutkan.


oh ya, ada juga lulusan arsitektur yang juga menulis dan termasuk dalam rombongan ini, mbak Avianti Armand. Hohoho, tapi dia ndewo banget tulisannya. Art. Nyeni. Sophisticated. jadi mungkin agak utopia kalau mau 'niru' . hehehe

Dan mbak Dewi Dee Lestari yang fenomenal itu. Hmmm hmmm hmmm pengen juga bisa menulis sebening, sejernih dan secendekia dia. Harus banyak belajar ya...:))
bareng mbak Dewi Lestari saat coaching kepenulisan di Solo

4 komentar:

  1. asyik banget kalo bisa diundang diacara sebesar itu ya mbak
    daridulu pengen nulis buku, aku selalu nggak selesai2 nulis >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, keep dreaming yuk and live for living that dream. aamiin.

      cicil saja sedikit demi sedikit, lama-lama jadi buku deh. keep writing ^_^

      Hapus
  2. hebaat , kapan yaa aku bisa diundang buat ikutan acara keren kayak gini

    BalasHapus

Adbox

@diannafi