Nobel Sastra 2015, Frankfurt Book Fair, Ironi-Ironi Dan Harapan
Sudah tahu kan siapa peraih nobel sastra tahun ini?
Yups, perempuan yang pernah sepuluh tahun tinggal di pengungsian. Dia menulis novel dengan gaya yang disebut baru itu (karena berbau non fiksi) berdasarkan pengalaman pahitnya tersebut.
Uniknya, si mbak ini berbintang gemini lho. Tanggal lahirnya persis berdempet dengan tanggal lahirku. Ahay. Membuat aku jadi punya harapan-harapan. Aissssh...Aamiin.
Oktober juga ramai oleh gelaran Frankfurt Book Fair. Ironis karena ada tajuk di halaman depan surat kabar Jerman sana yang bilang, Indonesia sebagai guest honor tahun ini adalah pulau yang kaya pulau tapi miskin buku. Huhuhu....
Payahnya lagi, konon sekarang penerbitan sedang agak lesu katanya. Lah, ironi di atas ironi ya.
Hohoho, tapi ada yang juga patut disyukuri di Oktober ini, karena 22 Oktober akhirnya ditetapkan sebagai Hari Santri. Berdasarkan sejarahnya dulu ada resolusi jihad 22 Oktober 1945.
Sayangnya, acaranya kirab lagi kirab lagi. Secara tahun baru hijriyah 1 Muharram kan sudah pasti ada kirab ya. Mbok yo ojo kirab meneh. Mbok apa gitu. Heheheh.
Untuk yang kena asap di Sumatera dan Kalimantan, akhirnya Indonesia menerima bantuan dari Malaysia, Singapura dan beberapa negara lain. Semoga musibah ini segera berlalu ya. Aamiin
Biografi Imam Hanafi
Biografi Imam Hanafi - Atau yang lebih di kenal dengan nama Abu Hanifah Al-Nu'ma ibn Tsabit ibn Zutha Al-kufi, adalah penemu ilmu fiqih atau bisa di sebut sebagai guru besarnya ilmu fiqih, barang siapa yang ingin belajar ilmu fiqih maka belajarlah kepada Abu Hanifah dan murid-muridnya, itu adalah potongan dari perkataan Imam Al-Syafi’i. Berikut adalah Biografi Imam Hanafi Atau sering di sebut Abu Hanifah Nama lengkapnya Abu Hanifah Al-Nu’man ibn Tsabit ibn Zutha Al-Kufi. Ia lahir pada tahun 80 H/699 M di Anbar, kota yang termasuk bagian dari propinsi Kufah. Ayahnya berasal dari keturunan Persia. Kakeknya, Zutha berasal dari Kabul, Afganistan yang sebelumnya masuk bagian wilayah Persia. Ketika Tsabit masih dalam kandungan, ia dibawa ke Kufah dan menetap di sini hingga Abu Hanifah lahir. Konon ketika Zutha bersama anaknya Tsabit berkunjung kepada Ali ibn Abi Thalib, dengan serta merta kedua orang ini didoakan agar mendapat keturunan yang luhur dan mulia. Abu Hanifah tumbuh di kota
0 Komentar