Tanda

Dear cahaya

Aku baru sadar kemarin bahwa tanpa sengaja dan dinbawah sadarku aku menceritakan tentang dirimu pada banyak orang dekatku. Komentar mereka berlainan.
Iparku bilang kamu cocok untuk jadi ayah buat anak anakku karena kamu jelas berpengalaman dan teruji. Dan melihat belasan tahun kalian menikah tapi tak punya keturunan, mungkin karena kamu yang mandul. Dan ini pas, karena kamu berarti butuh punya anak.
Kubilang wah, nggak tega. Kasihan dia pernah mengalami pahit dari hubungan yang mirip, apa dia tidak trauma.

Adikku bilang aku bagaimanapun mustinya menikah lagi. Kalau anak anakku sudah besar dan pergi mandiri, memangnya aku mau gimana. Kubilang aku mau jalan jalan keliling dunia. Itu bisa jadi pilihan. Kupikir sendirian takmasalah, teman bisa didapat di mana mana. Meski aku jadi kepikiran juga atas pertanyaannya itu.  Mungkinnjalan jalan dengan orangbyang kita cintai akan lebih seru.

Ibuku bilang dan curiga, mungkin perpisahan kalian karena istrimu yang cenderung lebih banyak berpenghasilan. Oh teganya, ibuku kadang kadang komentarnya kejam dan nyinyir. Dan aku tak bisa bilang apa apa. Buat ibuku untuk hidup beekeluarga, cinta tak cukup. Menyeramkan kan hidup dengan pikiran yang skeptis seperti itu, tapi ya...itulah beliau.

Apakah kamu juga menceritakan tentang diriku pada orang orang dekatmu? Kurasa itu tanda bahwa ada rasa. Tapi mengutip kata ibuku, rasa saja tidak cukup.

Oh, memikirkan ini membuatku tambah capek.

Bye dulu ya,
Menunggumu menyapaku lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi