Menikmati Prosesi Pernikahan Adat Jawa Di TMII

Menikmati Prosesi Pernikahan Adat Jawa Di TMII



Merupakan sebuah kesempatan berharga sekaligus kehormatan juga kebanggaan tiada kira ketika kami sekeluarga dari berbagai kota diboyong ke Jakarta beberapa waktu lalu untuk turut menghadiri pernikahan saudara sepupu kami.

Seluruh rangkaian prosesi acara dilakukan di dalam kompleks kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, menempati beberapa gedung dan lokasi yang berbeda-beda.

Dimulai  dengan selametan yang digelar di gedung Sasono Utomo. Setelahnya sekalian gladi resik rangkaian upacara yang akan digelar beberapa hari lagi.

Lanjut kemudian adalah acara malam midodareni di tempat calon pengantin putri.  Beberapa tamu dari luar kota semakin banyak yang berdatangan dan mulai menempati kamar-kamar yang disediakan di Hotel Desa Wisata TMII.

Paginya digelar acara siraman bagi calon pengantin putri maupun calon pengantin putra. Tentu saja penyelenggaraannya terpisah dan beda waktunya.





Setelah siraman selesai, bapak-bapak dan para pria pergi Jumatan terlebih dahulu. Sementara ibu-ibu dan remaja putri dirias di Puri Menur. Sebagian lagi dirias di dekat bakal lokasi akad nikah yaitu di Gedung Caping Gunung.



Tuh dia riasanku khusus di hari spesial pernikahan sepupuku.
Dari Puri Menur kami bergegas menuju Gedung Caping Gunung untuk acara seserahan. Semua saudara yang sudah dirias masing-masing membawa bingkisan untuk dibawa masuk ke dalam gedung, termasuk mahar seperangkat alat sholat dan sejumlah uang yang menggambarkan hari pernikahan.
Lumayan lama lah berdirinya di barisan selagi acara seserahan itu. Karena pakai bahasa Jawa alus yang dibawakan dengan lemah lembut dan halus juga, jadi hadeuh lumayan capek. hehehe.





Prosesi akad nikah berlangsung khidmat dan lancar. Apalagi sepupuku cuma sekali mengucapkan ijab qabulnya dengan mantap, dan lalu sah! Hadeuh, haru sekali. Air mataku langsung menitik dan menetes, tidak peduli apakah akan merusak riasan dan maskara.


Setelah akad nikah, makan-makanlah kita siang itu dengan berbagai pilihan menu. Dan aku seperti biasanya tidak bisa meninggalkan kopi.

 Bakda maghrib, semua ganti kostum dan mengikuti prosesi berikutnya yaitu Panggih. Seru ya. Di jaman sekarang gitu lho. Tempatnya di gedung Caping Gunung lagi. Kali ini nuansanya hijau-hijau setelah tadi siang saat akad bernuansa putih.


Prosesi panggih juga disertai sungkeman seperti saat akad tadi. Setelahnya ada pertunjukan lakon wayang  Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekar Taji. Sudah kebayang kan ini cerita tentang apa? Betul sekali, tentang kisah asmara.


Usai pertunjukan, ada acara rebutan peralatan rumah tangga buat para hadirin. Riuh rendah suara dalam gedung saat beberapa orang merangsek ke depan untuk berebut mendapatkan sesuatu.

Setelah rangkaian acara di dalam gedung selesai, pengantin keluar ruangan dan melempar bunga untuk para jomblo yang berharap akan mendapatkan kesempatan berikutnya menyusul menikah. Ahay.

Malam terus beranjak, tetamu dan hadirin menikmati makan malam ditemani iringan band yang membawakan lagu-lagu romantis. Aduuuh...so blue..


Prosesi berikutnya digelar pada hari Ahad. Dengan menggunakan kostum serba merah, pengantin diarak dalam kirab di sekitaran TMII. Seekor kuda dengan penunggangnya yang mengenakan kostum adat jawa lengkap dengan blangkonnya berada paling depan. Diiringi beberapa mobil antik kuno yang dinaiki pengantin dan rombongan.

Seluruh rombongan baik dari pihak pengantin pria dan wanita kemudian tiba dan berbaris rapi di depan gedung Sasono Utomo, gedung tertua dan terbesar di TMII, terklasik.


Iring-iringan pengantin diantar para prajurit serta penari gambyong memasuki gedung.



Tatanan interior gedung dalam rangka perhelatan pernikahan ini menimbulkan decak kagum. Mata tak henti-henti menikmati keindahannya.

Setelah rangkaian acara resepsi termasuk ular-ular alias nasihat dan doa, tampillah para prajurit tadi mempertunjukkan sebuah tarian keprajuritan.

Sebagai penutup sekaligus pelengkap, dipersembahkan tari gambyong oleh beberapa penari yang tadi sempat kami lihat juga latihan terakhirnya di belakang panggung.

Menu-menu yang disediakan saat resepsi banyak yang eksotis. Makanan  khas dari banyak daerah juga selain  Jawa, ada makanan khas Aceh, Medan, Makasar, Sunda, Bali dan lainnya.

Indonesia kaya banget ya... kaya budayanya, kaya makanannya.

Pulang dari Jakarta, tubuh capek banget remek kayak habis digebugin :D






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi