3 Musketeers Go To Ubud (bagian 1)

3 Musketeers Go To Ubud (bagian 1)

Alhamdulillah pada tanggal 11-15 Oktober, saya berkesempatan hadir memenuhi undangan dari panitia Ubud Writers dan Readers Festival (UWRF). Saya mendapat dua tiket/pass gratis, dan kebingungan pada awalnya mau mengajak siapa. Suami saya sudah meninggal hampir enam tahun lalu. Saya tidak ingin pergi sendirian karena kebayang akan merepotkan ibu saya dengan membebaninya mengasuh kedua anak saya selama seminggu.
Kalau mau mengajak adik saya untuk menyertai saya dan anak-anak, kasihan juga ibu. Apalagi beliau baru saja kehilangan cucunya. Keponakan saya yang masih berusia enam tahun, meninggal beberapa minggu kemarin. Masak di hari Raya Idul Adha nanti ibu harus merayakannya sendiri di rumah, dengan kesedihan yang masih menggelayutinya.
Pas lagi galau-galaunya dan dilematis apakah akan jadi berangkat atau tidak, aku jadi posting status di twitter. Salah seorang follower di twitter yang dulu juga memberiku selamat karena aku mendapat tiket gratis dari UWRF, langsung menyahut cuitanku.
Dia yang menjadi volunteer di UWRF 2013 memberi solusi.
“Ayo mbak, berangkaat..aku ingin ketemu dan minta tanda tangannya,” bujuknya. Dia membeli novelku yang terbaru dan bahkan upload di twitter.
“Tapi gini nih..” kuceritakan kesulitan dan dilemaku via DM.
“Wah beres deh…” ujarnya cepat.
Karena kebetulan dia bertugas di Children and Youth Programme (CYP), dia malah mengompori supaya saya berangkat membawa anak-anak. Tanpa harus ditemani bulik mereka. Teman baru yang baik ini berjanji akan membantu menemani anak-anak di CYP selama saya mengikuti kegiatan di Main Programme nanti. Alhamdulillah, solusi datang. Akhirnya saya mengajak kedua anak saya untuk ikut serta dalam festival ini.
Demi memberi mereka pengalaman baru, maka saya memilih cara yang berbeda untuk keberangkatan dan kepulangannya. Berangkatnya kami naik bis, dan itu artinya juga berlayar dengan ferry/kapal. Pulangnya naik pesawat.
And guess what? Ternyata merencanakan perjalanan sudah merupakan petualangan tersendiri.

2 komentar:

Adbox

@diannafi