Jakarta International Literary Festival Day 1

 Jakarta International Literary Festival Day 1



Setelah gelaran ALF selama tiga kali dan akhirnya tak lagi ada, alhamdulillah ada JILF yang kemudian baru datang menggantikannya.
Malam pertama ada keynote speech dari Adania Shibli asal Palestina

JILF digelar di Taman Ismail Marzuki dari tanggal 20 sampai 24 Agustus 2019

Bertema pagar yang tulisannya dicoret tengah. Redefining borders. Menafsir kembali batas. Membuat segala keraguraguan ketakutan juga kekhawatiran yang sempat melintas beberapa waktu lalu perlahan lahan mulai menyingkir. 




Hari i pertama  symposium satu tema Beyond Commodification ada mba Linda Christanty, Laura Prinsloo, Shenaz Patel dan Oliver Precht dari Jerman. 



Shenaz Patel dari Mauritius ini punya background sebagai seorang jurnalis. Jadi memang detail banget perhatian dan risetnya terhadap sesuatu. Kritis juga berani.

Masih hari pertama symposium kedua Invisible Curatorial ada Stephanos Stephanides dari Cyprus, Lauri Callahan dari USA, Claire Gunawan dari Singapura dan Nirwan Dewanto. 


Menyenangkan sekali ketemu Claire lagi. Dan dia cepat sekali progressnya. Dalam setahun aja public speakingnya makin lancar mantap dan berisi. Yang paling aku suka darinya adalah meskipun masih muda bertalenta dan demikian tinggi pencapaiannya tapi dia masih humble, ramah dan tetap seru.


Ada book right market sebenarnya. Tapi untuk B2B.

Sore hari pertama ada dua talkshow di jam yang sama. Media talkshow bareng Adania Shibli dan asumsico aka pangeran siahaan. 
Dan thematic talkshow stories from the surrounding bareng Legodile Seganabeng dari Bostwana, Azhari Aiyub dan Isyana


Dan Gak janjian tapi malah ketemuan teman-teman  itu adalah salah satu hal yang seru kalau kita datang ke event event kayak gini. Huhuhu terharu sekali


Bakda maghrib hari pertama ada talkshow bareng Pak Budi Darma, Azhari Aiyub dan Claire Gunawan.
Seru banget. Full house. Dan memantikkan banyak keberanian juga inspirasi. Plus kesadaran bahwa sudah seharusnya kita shifting dari nulis autobografi ke nulis tentang yang lain di luar kita



Akhirnya jumpa lagi pak Budi Darma setelah beberapa tahun lalu jumpa juga di acara Kompas Award Cerpen Tahunan. 
Sudah 90 tahun usianya tapi masih lantang suaranya. Jernih banget artikulasinya dan padat berisi komentar juga penyampaian ide ide serta insightnya. 



Sayang kmrn di ruang2 simposium aku gak dpt sinyal jd gak bisa livetweet. Cuma coret2 di notes kecil,pendek2. Depanku duduk ada bule lagi hamil besar juga nyatat2, tp tulisane rapi banget, panjang gitu. Jaman kuliah msh bs nulis model gitu. Skrg kyknya hrs byk practice lagi deh

krn jarak antar panel rapet banget, juga talkshow&diskusi2nya,plus making connection with panelis, jd malah gak sempat sosmedan. Gitu aja msh byk panelis yg blum sempat kusapa. Mmg hrs set set. Soalnya kdg pas di dpn mata kita mikir ntar aja pas selo,eh tahunya gak nampak lagi

Yg juga nyesel kmrn kelewat adlh making connection dg 30 publishing luar yg sbnrnya hadir. Aku tuh sdh di ambang masuk venue bookright lho. Tp kepikiran itu kan mrk B2B mainnya. Antar penerbit DN&LN. Jd venue mmg kesannya eksklusif. Pdhl sbnrnya kalau mau kenalan kan ya ok aja

Sbnrnya td pas msh di dlm stasiun pas ada sepur ke jogja lho. Hawane arep numpak sisan ngoyak fest lit sijine maneh. Tp palingan ntar nyampenya kesiangan, wis garek bubaran. Jd dagdag mocosik festival yang gelarannya sama banget harinya dengan Jakarta International Literary Festival

Baca lebih lanjutnya tentang Jakarta International Literary Festival
Day 1
Day 2
Day 3
Day 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi