Bermimpi dan Mewujudkannya

Bermimpi dan Mewujudkannya

Resensi novel Matahari Mata Hati di Jawa Pos-Radar Madura: Minggu, 16 Agustus 2015

Judul               : Matahari Mata Hati
Penulis             : Dian Nafi
Penerbit           : Metamind (PT Tiga Serangkai)
Cetakan           : I, April 2015
Tebal               : vi, 298 hlm.; 21 cm
ISBN               : 978-602-72097-8-7
Peresensi         : Junaidi Khab*
Kehadiran karya ini merupakan suatu upaya untuk membuka mata hati dan mata batin kita agar menyadari atas segala peristiwa yang dialami oleh kita dalam perjalanan hidup sehari-hari. Karena tidak semua orang menyadari jika tidak mendapat tuntunan atau inspirasi. Melalui kisah-kisah sendu dan segala bentuk kerisauan yang disajikan di dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk introspeksi diri dalam menjalani hidup ini, lebih-lebih dalam mewujudkan mimpi.
Mewujudkan mimpi atau tepatnya wacana “revolusi mental” seperti yang digagas oleh Joko Widodo sebelum menjadi presiden bukan hal yang mudah. Begitu pula Ahok yang menginginkan DKI Jakarta menjadi ibu kota yang masyarakatnya makmur dan terhindar dari segala macam persoalan tidak semudah membalik telapak tangan. Segala mimpi dan rencana besar harus disertai dengan kerja keras. Selain itu, harus sabar dalam menghadapi masyarakat yang kontra dengan kepemimpinannya, baik ada yang mencaci, mengkritik, dan memusuhi. Itulah tantangannya. Jika kita tetap sabar dan bekerja keras untuk mewujudkannya, dengan kuasa Tuhan, segala mimpi kemungkinan besar akan menemukan solusi dan jalan keluar hingga berhasil.
Sebuah ketabahan dan kesabaran menjadi kunci utama dalam menghadapi segala macam bentuk badai cobaan hidup. Memang sangat sulit untuk membuka kunci sabar, tapi jika dipupuk dengan segala macam motivasi dan sinergi, besar kemungkinan rasa sabar dan tabah mampu kita miliki (hlm. 86). Sebenarnya, kunci sabar berada dalam cara kita berpikir, jika kita berpikir negatif maka sulit untuk sabar. Namun, sebaliknya jika kita bisa berpikir positif kesabaran yang akan menjadi buah hasilnya.
Mewujudkan sebuah mimpi bukan ditentukan oleh status, baik kita keturunan orang miskin, kiai, orang kaya, presiden, dan orang yang berpendidikan. Mewujudkan sebuah mimpi tetap kembali pada kesanggupan diri kita dalam berusaha. Bahkan unsur gen pun bukan satu-satu andalan untuk mewujudkan sebuah mimpi (hlm. 117). Segala macam keingan, mimpi, dan cita-cita hanya mampu diwujudkan dengan usaha keras dan sabar. Bakat pun tidak menjadi jika tidak dibarengi dengan usaha keras. Banyak orang sukses dari latar belakang yang miskin dan orang bodoh, meraka hanya bermodal kerja keras dan sabar dalam mewujudkan mimpi-mimpinya.
Kenalan dan Pengalaman
Mungkin bukan rahasia umum lagi bagi kita. Mewujudkan sebuah mimpi, selain memang harus bekerja keras dan sabar untuk mencapainya, kita juga diajari agar memperbanyak kenalan serta pengalaman (hlm. 143). Dari kenalan itulah kita bisa banyak mengorek motivasi, strategi, dan inovasi. Sementara, dari pengalaman yang beruapa kegagalan kita bisa belajar introspeksi diri, mencari solusi, dan hingga bisa mandiri dalam mengatur segala macam persiapan dan perencanaan.
Kisah-kisah yang dikemas melalu cerita dan tokoh fiktif ini jika dicermati seakan-akan benar terjadi dalam kehidupan manusia. Namun, kadang karena angkuh segala macam pelajaran dan inspirasi, motivasi, dan evaluasi diri mudah diabaikan oleh kita semua. Hal inilah yang perlu kita sadari sejak dini. Membaca kisah-kisah renyah dalam kilasan peristiwa di dalam karya ini akan membangkitkan diri kita dari tidur nyenyak untuk mewujudkan mimpi yang kita alami.
Di era modern yang serba persaingan seperti saat ini, modal pandai atau cerdas saja tidak cukup (hlm. 237). Segalanya membutuhkan daya tahan mental yang kuat, keuletan, kesabaran, dan kerja keras yang menjadi kuncinya serta kenalan dan pengalaman yang bisa diandalkan. Tanpa modal seperti itu, segala mimpi yang pernah bergelantungan dalam tidur siang bolong kita, hanya akan berupa kembang tidur saja, tidak akan berwujud menjadi kenyataan.
Sebuah gebrakan baru, Dian Nafi berhasil mengemas kisah tentang spirit-heoroik remaja perempuan untuk menggapai mimpinya agar bisa kuliah sesuai dengan passion-nya meski tidak memiliki biaya yang cukup. Sebuah perjuangan, kerja keras, dan kesabaran yang dilakukan oleh Ami, Sikha, dan Mayana mampu membawanya hingga mimpi besarnya terwujud. Segala macam bentuk mimpi jika ingin diwujudkan harus disertai dengan kerja keras, kesabaran, keuletan, kenalan, dan pengalaman.
* Peresensi adalah Akademisi dan Pecinta Baca Buku Asal Sumenep Tinggal di Surabaya.


Terima kasih pak Junaidi dan Jawa Pos Radar Madura atas resensi novel Matahari Mata Hati :)

Yuk, teman-teman  bisa dapatkan novel Matahari Mata Hati ini di toko buku Gramedia, Togamas, Tisera dll., Juga bisa via toko buku  online atau langsung ke Tiga Serangkai di
sms/telpon: 08112642333
pin BB: C003FE82F

Oh ya, insya Allah juga akan ada diskusi novel Matahari Mata Hati tanggal 5 September 2015 di toko buku Gramedia Pandanaran Semarang jam 15.30-17.30 WIB. So, catat tanggal dan tempatnya serta pastikan kamu juga hadir di sana ya ^_^


2 komentar:

Adbox

@diannafi