kelahiran

Anakku yang paling bungsu, perempuan, Hyphatia namanya, bertanya tentang kelahiran.

Aku jawab, kelahiran adalah tugas kesejarahan manusia, karena tanpa kelahiran tak akan ada kehidupan. Dan bila tak ada kehidupan, maka semesta akan sia-sia, dan Tuhan tak mungkin menciptakan segala sesuatu untuk disia-siakan.

Kelahiran bukan hanya milik manusia, ia milik makhluk hidup. Semua yang hidup pasti mengalami dua hal terbesar dalam hidupnya, kelahiran dan kematian. Dari dua hal itu, anakku, engkau bisa memahami bagaimana Tuhan Sang Pencipta, menjaga keseimbangan semesta. Jika hanya ada kelahiran tanpa kematian, bisa engkau bayangkan betapa dunia menjadi padat dan sesak. Dunia yang sesak dan padat pasti tidak nyaman untuk ditinggali, karena semua makhluk hidup akan berebut untuk memenuhi kebutuhannya. Jika terjadi perebutan, pasti terjadi saling hantam, saling serang. Kekacauan akan selalu terjadi. Dan makhluk hidup akan sangat menderita, karena rasa sakit akan terus berulang, karena tidak ada kematian. Sebaliknya jika tidak ada kelahiran, dunia juga akan hampa dan sepi.
Makhluk hidup akan kehilangan semangat untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi.

Karena ada kelahiran dan kematian, makhluk hidup terutama manusia bisa memiliki harapan. Dengan memiliki harapan manusia menjadi memiliki semangat, dengan semangat manusia mampu menyusun rencana, dan dengan memiliki rencana maka kehidupan berjalan teratur dan seimbang.
Sama seperti aku, karena ibumu melahirkan kalian, maka aku menjadi bersemangat untuk bekerja, karena dengan bekerja aku memiliki harapan kalian kelak dapat menikmati pendidikan yang layak, dengan bekerja aku memiliki harapan dapat mencukupi kebutuhan hidupmu. Dan dengan bekerja aku dapat memiliki harapan untuk memberimu contoh, bahwa segala sesuatu di dunia ini harus diperoleh dengan usaha, tidak serta-merta ada.

Jika ibumu tidak melahirkan kalian, bisa jadi aku tak memiliki semangat sebesar saat ini. Orang yang bekerja tanpa memiliki harapan, akan menjadikan kerja sebagai beban. Dan jika kerja dijadikan beban, ia tak akan mampu bekerja secara maksimal. Dan kerja yang tak maksimal tak akan melahirkan kebaikan, tak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Dan dari semua itu anakku, dalam proses kelahiran engkau dapat menyaksikan betapa sangat berharganya harapan itu. Engkau adalah harapan bagi kami, orang tuamu. Begitu inginnya kami menggenggam harapan dengan kelahiranmu, hingga ibumu rela menanggung derita, bahkan rela bertukar kehidupan, asal engkau lahir selamat dan sehat. Saat melahirkan ibumu berada diantara hidup dan mati, dan hebatnya, ia mempertaruhkan hidupnya itu dengan ikhlas dan senyum. Ia rela mati asal engkau lahir selamat.

Dan saat aku tahu ibumu mengandung, aku memiliki semangat yang jauh lebih besar dari sebelumnya, karena aku ingin saat kalian hadir di dunia, kalian memiliki perasaan nyaman. Aku ingin saat lahir di dunia kalian menyadari bahwa kami mencintai kalian dan rela melakukan apapun untuk membahagiakan kalian, anakku.

Dan saat kau lahir, kami merasa segala beban telah dicabut, segala derita telah dibasuh dengan kebahagiaan. Kelahiran kalian telah membuat hidup kami berubah, hidup kami lebih bermakna dan lebih bercahaya. Karena itu aku bersyukur pada Tuhan atas kehadiran kalian, dan aku juga berterima kasih pada kalian karena telah memberi harapan yang indah pada kami.

by sholeh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi