Cara Mendapatkan Visa Schengen

Cara Mendapatkan Visa Schengen



Baru saja pulang dari Malaysia kemarin (teman-teman bisa baca postingannya di sini dan tips jalan ke Malaysia 3 hari 2 malam dengan 1 juta-an saja di postingan ini) eh dapat email pengumuman kalau paperku nyantol di sebuah konferensi Internasional, dan aku diminta mempresentasikan paperku di Belanda. Subhanallah wal hamdulillah. 

Jadi aku harus mempersiapkan semuanya untuk keberangkatan ke sana dong. So aku, tanya sana sini dan googling-googling, blog walking juga untuk cari tahu gimana Cara Mendapatkan Visa Schengen.


Alhamdulillah setelah deg-degan menunggu penantian, akhirnya aku mendapatkan  Visa Schengen juga. Sujud syukur.





Aku mengurus semuanya sendiri dan butuh sekitar 2 juta an semuanya. 960 ribu biaya visanya. 400 ribu jasa layanan VFS dan 20 ribu untuk layanan SMS nya. Trus 500 ribunya buat aku wira-wiri ke Surabaya untuk pengurusan ini. Makanya jangan heran ya kalau di postingan blog berjudul Cara Mendapatkan Visa Schengen kok gambarnya pantai, laut dan perahu-perahu sepanjang pantura menuju Surabaya :D


Oh ya, visa schengen adalah visa untuk bepergian ke banyak negara di Eropa. Islandia, Hungaria, Latvia, Luxembourg, Malta, Polandia, Portugal, Norwegia dan Swedia, Prancis, Italia, Belanda, Jerman, Austria, Spanyol, Swiss, Lichtenstein, Belgia, Yunani, Finlandia, Estonia, Slovenia, Slovakia, Republik Ceko, dan Denmark. KIta hanya memerlukan satu visa, yaitu visa schengen. Dengan menggunakan Visa Schengen kita bisa tinggal di negara-negara di wilayah Schengen selama hari yang tertera dalam stamp visa kita.
Intiland Tower Surabaya - Green Architecture

Aku mengurus visa Schengen ini via VFS Surabaya yang berada di Graha Bukopin Lantai 10. Wira-wiri ke gedung itu untuk mengumpulkan dokumen, wawancara dan mengambil paspor dan visa yang sudah jadi membuatku sampai hafal jalan-jalan dan gedung-gedung yang kulewati. Termasuk Intiland Tower yang sering dibahas saat perkuliahan arsitektur dulu, karena bentuknya yang unik dan termasuk green architecture. Tuh lihat, memang green kan ya. 




Nggak sempat foto-foto juga di Graha Bukopinnya karena riweuh beut, jadi cuma sempat jepret dua-tiga kali gitu deh. Lihat aja wajah pucatku hehehe




Halagh ke mana-mana aja ngobrolnya, mana syaratnya nih?


Dokumen – dokumen yang diperlukan untuk Mendapatkan Visa Schengen:


Passport. 
Siapkan paspor yang masih berlaku dengan minimal masa berlaku 6 bulan (asli dan fotokopi semua yang ada stempelnya). Jika ada passport lama, lampirkan juga (asli dan fotokopi).


Foto. 
Dua pas foto berwarna ukuran 3,5 cm x 4,5 cm dengan latar belakang putih.



Biaya.
Biaya visa schengen dibayar dalam bentuk cash, dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs yang berlaku saat pembayaran


Formulir Permohonan Visa Schengen.
Bisa didapatkan dengan cara download  via https://www.vfsglobal.com/Netherlands/Indonesia/


Asuransi perjalanan. 
Ada beberapa  asuransi di Indonesia yang umum digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan visa schengen. 

Tadinya aku mau mencoba mendaftar secara online ke asuransi Mandiri Travel tapi ternyata pembayaran harus pakai kartu kredit, padahal aku nggak punya. Jadi aku ambil asuransi Alliance.  Polis asuransi ini kita print untuk dikumpulkan saat wawancara visa. Juga kita bawa  polis asuransi selama di Eropa nanti.


Bukti Keuangan. 
Pemohon visa schengen minimal musti punya dana di tabungan sebesar 34 Euro dikalikan masa tinggal selama di Eropa.  Tentu saja demi amannya, kita lebihkan saldonya ya kan. Kita print bukti keuangan rekening koran tiga bulan terakhir. Bisa print sendiri lewat internet bank, atau minta ke kantor banknya. Untuk 1 lembar print di kantor bank, kita bayar 10 ribu. 

Itinerary.
Aku membuat sedetail mungkin Rencana Perjalanan Selama Di Eropa. Hari, tanggal, jam, acara atau event-nya, tempat-tempat yang dikunjungi juga akomodasi yang kita bakal pakai, baik itu penginapan ataupun angkutannya aka moda transportasinya. 


Bukti Reservasi Pesawat
Kita bisa dapatkan bukti booking pesawat dengan minta tolong agen travel. Atau kita pesan sendiri tapi jangan dibayar dulu. Bayar saja tiketnya  setelah visa schengen disetujui.


Bukti Reservasi Penginapan. 
Aku  pesan online via Booking.com dan pilih  pay at the property alias bayar di tempat penginapan. Jadi pesanan bisa dibatalkan  tanpa ditarik biaya apapun kalau misalnya visa schengen Eropa tidak disetujui.



Surat Keterangan Kerja. 
Biasanya berisi pernyataan dari kantor atau perusahaan  kalau pemohon ini  benar bekerja tetap di kantor/perusahaan tersebut sehingga tidak mungkin akan jadi imigran gelap di Eropa. Gitchu. 

Kalau yang nggak kerja di kantor/perusahaan lain, gimana? Untuk pengusaha bisa melampirkan fotokopi SIUP. 


Kalau aku kemarin karena pergi atas undangan dari panitia konferensi Internasional, jadi aku lampirkan Official Invitation Letter dari University penyelenggaranya, dan kulampirkan juga surat referensi yang menyatakan kalau aku datang untuk acara itu. 



Selagi kita menyiapkan dan melengkapi dokumen  bisa lho kita  membuat janji online untuk proses pembuatan visa schengen selanjutnya. Karena tanggalnya bisa full banget terutama kalau pas peak season kayak tengah tahun gini. 

Kita pilih tanggal yang tersedia. Mana yang sekiranya kita bisa untuk datang wawancara ke VFS tersebut. Oh ya, ada 3 VFS, Jakarta, Surabaya dan Bali. Dan aku pilih Surabaya  yang paling dekat. 
Nanti kita akan mendapatkan nomor antrian melalui email.




Setelah harinya tiba, aku pergi dong ke Surabaya buat mengumpulkan dokumen dan wawancara. Tentu saja dengan membawa nomer antrian yang sudah di-print. 

Selama di dalam ruangan, kita tidak boleh memakai smartphone, jadi gak ada deh foto-foto, selfa selfi. Hape juga harus di-silent, atau dimatikan aja. 

Saat nomer antrian dipanggil, kita datang ke loket mengumpulkan dokumen yang sudah lengkap. Deg-degan juga sih, tapi berusaha santai juga saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara.

Ke mana aja?
Mau ngapain? 
Berapa hari?
dll
dst
dsb



Setelahnya kita diminta membayar. Aku habis 1.480.000 gitu. Pewawancara lalu memberikan  nomor referensi dan bukti pembayaran untuk kita mengambil visa jika sudah ada pemberitahuan via sms.

Teman-teman yang sudah duluan dapat visa Schengen bilang sih aku harus banyak berdoa, sebab disetujui atau tidaknya visa schengen Eropa baru diketahui saat diambil. 

Nah, bener aja, ternyata aku kurang berdoanya, guysss..

Kok setelah 15 hari nggak ada sms masuk, nggak ada email masuk mengabarkan progress pengurusan visaku. Cuma terbaca di web tracking visa ini  kalau dokumen-dokumenku sudah dikirim ke perwakilan Belanda di Asia. 

Duh, gimana nih. What's happen?

Sudah deg-degan abis pokoknya.

Teman-teman bilang, ayo banyak baca sholawat, aku baca sholawat. Teman-teman bilang, ayo minta doa ibu, aku minta doa ibu. Teman-teman bilang, ayo difatihahin, aku fatihah-in. 

Sampai akhirnya malam itu di grup teman-teman arsitektur yang nanyain jadi kapan ke Eropanya, aku mewek deh, visanya belum jadi guys, please doaiiiin. 

Eh mandi alias qabul tenan arek-arek iki, beberapa menit setelah aku minta didoain itu, tahu-tahu ada sms masuk dari VFS. Paspor Anda sudah di VFS Surabaya, bisa diambil. Alhamdulillaaaah.


Eh, tapi belum selesai dong deg-degannya. Kan kita nggak tahu paspor itu nanti kembali dalam keadaan kosong atau ada stempel VISA Schengennya. 

Jadilah aku berangkat ke Surabaya dengan penuh harap-harap cemas. Apalagi pas antri di depan kantor VFS itu ada banyak berjajar para karyawan travel yang lagi antri juga, dan salah satu senior ngomelin yuniornya yang melakukan kesalahan dalam penyiapan dokumen. Pokoke kon, yen ora dadi visane, kowe tak syukorkeeeee, teriak senior itu pada juniornya. Ealah, aku melok deg-degan reeeek. 


Bismillah Laa haula wa laa quwwata illaa billahil aliyyil adziim. 
Akhirnya setelah antri lama, aku masuk, duduk nunggu panggilan antrian lagi. 

Pas dipanggil dan dapat pasporku dalam amplop plastik merah, deg-degan nya tambah buanter rek. 

Nggak bisa buka pakai tangan, akhirnya pakai gunting. Setelah membuka halaman-halaman paspor, dan menemukan visa di sana, alhamdulillah leganya. 

Bismillah doakan semoga perjalanannya nanti lancar, manfaat  dan berkah. Sekarang musti banyak practice supaya bisa smoothly presentasi di konferensinya. Oh ya, selain di Belanda untuk konferensi selama 5 hari, aku nambah 5 hari untuk jalan-jalan ke negara-negara Eropa dekat Belanda. Doakan ya. 

2 komentar:

Adbox

@diannafi