Di Kaki Gunung Slamet [Catatan Dari Sharing Kepenulisan #3]

[Lanjutan dari postingan sebelumnya #1 dan #2]

Oase Itu Sembunyi
Kira-kira oase yag kucari-cari itu bukannya tidak ada, tetapi dia tersembunyi dan tak bisa kudapatkan langsung saat itu karena beberapa hal yang menyelimuti diriku sendiri saat itu. (saatnya istighfar)
dan perkiraanku mungkin benar karena kebetulan sekali beberapa hari sepulang dari Purwokerto, aku menemukan salah seorang guruku menulis saduran hadits : Barang siapa duduk bersama penjual minyak wangi, pastilah ikut mencium wanginya. Barang siapa duduk bersama Allah (alias shalat) tapi tidak menemukan apa-apa, boleh jadi ada penyakit dalam hatinya, entah itu kesombongan, ujub, atau yang lainnya.

Purwokerto Ternyata Tidak Sengapak-ngapak Itu
Another story sekarang....
Kupikir tadinya akan bertemu santri-santri dan anak-anak Purwokerto dan sekitarnya yang ngapak-ngapak gitu. Eh ternyata sama sekali enggak lho. Mereka ini malah cenderung halus, lembut dan manisssss sekali. hehe3. Kayak gethuk goreng yang bikin lengket deh.

Dan kiprah mereka di dunia kepenulisan ini juga sudah lumayan. Beberapa santri bahkan juga pergi ke pertemuan para penulis puisi terpilih se-Asia Tenggara yang acaranya berlokasi di Cilegon. Keren kan? :)

Ada  juga beberapa santri yang ikut perlombaan kempo mewakili pesantren mereka ini di tingkat kabupaten.
Kalau biasanya  akhir tahun/akhirussanah di pesantren lain diisi dengan kegiatan khataman, wisuda santri dan pengajian, di pesantren ini diadakan haflah juga tapi sedikit berbeda seremonialnya. Setiap dua tahun sekali mereka mengadakan lomba kepenulisan tingkat nasional dan menjaring cerpen-cerpen terbaik untuk dibukukan.

Di Kaki Gunung SelametWalaupun menyesal sekali karena waktu yang sangat mepet sehingga aku tiidak sempat jalan-jalan lagi ke Baturraden ataupun mengunjungi pak Ahmad Tohari, tapi aku cukup terhibur dengan pemandangan indah Gunung Slamet yang alhamdulillah akhir pekan itu tidak sedang batuk-batuk :D



Dua Hari Belajar Menulis Novel
Nah, dari sekitar dua ratusan santri yang mondok itu, disaringlah dua puluhan orang untuk mengikuti sharing kepenulisan kali ini. Dua hari belajar menulis novel. Seru banget. Apalagi ada potensi-potensi yang kelihatan menonjol sekali, sangat antusias sehingga membuatku bersemangat dan tidak merasa lelah meski usai melakukan perjalanan jauh dan harus maraton sharingnya :D


Kita sama-sama tunggu ya hasil karya teman-teman ini.



2 komentar:

  1. hiks..dan aku ga jadi ikut kegiatan itu mba..kutunggu rencanamu di lain waktu ya mba..smg ada latiha semacam ini di tempat wisata Baturaden jadi sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui hehehe

    BalasHapus
  2. Wah mau banget, Husnia. Insya Allah semoga bisa ketemu lain waktu. terima kasih ya :)

    BalasHapus

Adbox

@diannafi