Kerja Bersama Sahabat Dan Allianz

Wohoooo...cerita tentang Allianz jadi malah mengingatkanku pada mantan. Haghag. #NoMention ya, tapi kalau yang merasa ya sudahlah. Jadi, ceritanya aku sempat gabung menjadi salah satu nasabah asuransi Allianz. Sebabnya tentu saja karena mantanku kerja di perusahaan itu. *aduh duh*
Oke oke, sebaiknya kita tidak menyebutnya sebagai mantan, kita tulis saja di sini dia sebagai sahabat. Dan memang dia sahabatku sih, sahabat dekat, sahabat baik banget.

Jadi ceritanya, aku musti pontang panting membagi waktu antara bekerja dan mengasuh kedua anak yatimku sepeninggal ayah mereka dalam kecelakaan. Mendesain arsitektur bangunan, mengawasi proyek di lapangan, meeting dan bertemu serta presentasi di hadapan klien, mengajar para santri mengaji Alquran dan mengasuh kedua anakku yang masih kecil, sendirian tanpa pendamping.

Untung sahabatku ini datang dan membantuku menangani proyek properti maupun desain arsitektur. Dulu aku mengerjakannya bersama suami. Sepeninggal suamiku tentu saja sulit mengerjakannya sendirian. Dia  datang dan meminta bantuanku untuk merintis kembali jalannya di bidang arsitektur. Karena selama ini  bertahun-tahun dia bekerja di perusahaan asuransi. Aku pinjamkan portofolio proyek-proyek yang sudah pernah kukerjakan untuk menjadi portofolio CV baru atas namanya dan namaku. Bahkan nama perusahaan baru ini adalah kependekan dari nama kami berdua. Semuanya atas ijin dan restu suamiku juga.

Saat suami meninggal, keberadaannya seolah sebagai penolong karena membantuku wara-wiri. Aku mereferensikan teman kami yang lainnya untuk membantu kami semasa aku iddah. Karena aku tidak boleh keluar rumah selama empat bulan sepuluh hari. Jadi aku mengerjakan tugas-tugasku mendesain dan menghitung budget RAB dari rumah. Dua rekanku ini yang mengkoordinasikan di lapangan baik dalam proyek renovasi  interior dan desain rumah tinggal yang saat itu sedang kami tangani.

Sekitar tiga tahun kayaknya sih kami sama-sama dalam perintisan usaha konsultan desain arsitektur, konstruksi  dan properti ini. Dari tahun 2008 sampai 2011 awal, karena pada akhirnya kami harus jalan sendiri-sendiri karena aku ditarik kembali ke kota kecilku sehingga jarak yang jauh tidak memungkinkan mobilitasku seperti kemarin-kemarin. 

Dan selama aku bernaung di perusahaan bersama kami ini, sahabatku itu mendaftarkanku di asuransi Allianz. Aku pikir tadinya buat apa? Aku sempat sampaikan juga hal ini padanya meski dalam bentuk selipan di tengah pembicaraan lainnya. Lalu dia menjelaskan kalau ini penting buat aku. Aku banyak berada di jalan raya-saat berangkat dan pulang kerja ke kantor ataupun ke proyek-proyek yang lokasinya berjauhan. Dan ada banyak hal yang bisa terjadi juga di lapangan dan area proyek.

Aku jadi ingat almarhum suamiku dulu juga pernah mengalami beberapa kecelakaan kecil di proyek, tapi aku dan suami memang belum sempat mendaftarkan asuransi untuk diri kami sendiri waktu. Hingga meninggalnya, suami belum pernah terdaftar dalam asuransi.

Dus, atas bujukan dan pengertian yang diberikan sahabatku, aku akhirnya menandatangani formulir asuransi Allianz. Jadi kalau sampai terjadi sesuatu pada diriku, ada pertanggungan yang Allianz berikan untuk kedua yatimku. Sahabatku juga atas nama perusahaan mendaftarkan semua karyawan kami ke Allianz ini. Untuk keselamatan, kenyamanan dan kesejahteraan kerja.


So now you know, kalau asuransi itu ada pada setiap aspek kehidupan. Demikianlah Allianz melayani para klien dan nasabahnya :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi