Ayo Perbaiki!

"Duh, nok, itu bacaan Alquran anak-anakmu kok belepotan begitu," ibu memperingatkan aku.
"Lha masalahnya kalau diingatkan suka membantah, malas mengulang dan memperbaiki kalau salah," aku tak kuasa menutupi malu dan juga jengkel atas kemunduran anak-anakku.


Dulu mereka bacaan Alqurannya sudah lumayan bagus. Tapi sejak si guru mengajinya pindah rumah, dan anak-anak kupegang sendiri, mereka malah manja. Dan suka bertingkah serta cenderung asal-asalan. Memang begitu problem kalau anak mengaji pada orang tua sendiri. Sepupuku juga mengalaminya.


"Pokoknya harus diperbaiki bacaannya. Jangan sampai menyesal kalau sudah kadung tidak genah bacaannya," tandas ibu.


Dus, aku mengantar anak-anak mengaji pada guru mengaji kembali. Meski agak jauh rumahnya. Kubujuk dan sedikit kupaksa, meski mereka tadinya enggan.


"Aku nggak mau ah. kalau mengaji di ustadz, nanti disuruh mulai dari depan lagi. Padahal kan aku sudah jauh, sudah dapat juz 13," si sulung protes.
"Aku juz 3," adiknya ikut bersungut-sungut.


"Gini aja deh. Sama ustadz, nggak apa-apa mengulang dari depan. Kan namanya juga memperbaiki bacaan. Nanti di rumah, mengaji lagi sama umi, melanjutkan yang sudah kamu capai, juz 13 dan seterusnya," bujukku.


Akhirnya mereka mau. Sehingga selama Ramadhan ini kalau bakda subuh, tadarus sendiri. Bakda dhuhur, dengan ustadz. Bakda maghrib, mengaji denganku.


Alhamdulillah, porsi mengajinya jadi lebih banyak

Diselenggarakan oleh Syaamil Quran bekerjasama dengan Komunitas Penulis Bacaan Anak (Paberland)

2 komentar:

Adbox

@diannafi