Menulis Bermula Dari Bagaimana Menyerap Informasi Dengan Tepat


Alhamdulillah profil saya kembali dimuat di media. Kali ini ada di Jawa Pos Radar Semarang 25 Agustus 2013. Meski begitu ada beberapa hal yang mesti dikoreksi demi kepentingan kebenaran sejarah. Ahahay. (Halagh :D)

Nih, antara lain karena di situ ditulis saya mulai nulis lagi  2011, jadi begini sejarah yang sebenarnya :)
Yang benar saya mulai nulis lagi tahun 2009.
Lalu memenangkan beberapa lomba sejak 2010. Antologi pertama saya (di mana saya menang sebagai juara II, terbit April 2010)
Dan novel pertama saya Mayasmara  terbit Oktober 2010.


Saya jadi ingat ada sebuah kejadian lain di tempat lain dengan orang lain yang membuat saya masygul, tetapi kemudian saya telan sendiri karena bukan saatnya lagi kekanak-kanakkan hanya karena masalah contribute dan tribute. Jadi ada orang yang dalam halaman persembahan bukunya menulis begini : bahwa dia membuat sebuah komunitas menulis dan dari sanalah lahir penulis-penulis ini (beliau menulis beberapa nama, termasuk nama saya dan beberapa nama teman yang saya tahu datang ke dunia kepenulisan ini lagi di tahun 2010 itu karena kami sama-sama 'ditemukan' salah satu penerbit Yogya saat itu dalam memenangi beberapa audisinya) Padahal saat 'beliau' ini membuat komunitas online itu, kami-kami ini sudah jadi penulis karena sudah melahirkan beberapa buku solo. Ya sudahlah, nggak apa-apa juga sih nama dicatut. Cuma ya gitu.....agak melenceng dari sejarahnya. Sementara saya yang menggawangi Hasfa Publishing(bersama guru saya) dan dari sana lahir nama-nama baru yang kemudian berkembang saja, tidak mencatut nama-nama mereka untuk kemudian saya tulis sebagai 'yang saya dan Hasfa hasilkan'. Karena mereka kan bukan 'belajar' dari Hasfa saja.

Wah, apakah postingan saya ini menjadi kontra produktif atau tidak, mari kita tunggu komentar guru saya ya. Hehe. Kalau beliau besok baca dan bilang curhatan saya yang bagian bawah itu kontra produktif, berarti postingan ini besok dihapus. hehehehe..

Oh ya, mumpung ingat nih. Berkebalikan dengan sikap 'beliau' yang 'mencatut' beberapa nama menjadi sebagai yang 'beliau' hasilkan, saya mencatat sebuah nama di hati saya (selain guru saya tentu saja). Dia ini banyak mendorong saya dengan dukungan dan ketulusannya (saya tahu dia mendoakan saya juga). Pun dia menemani teman-teman yang lain juga dalam komunitas cabang dari sebuah komunitas menulis online nasional. tetapi dengan humble-nya dia tidak menampakkan dirinya. Saya merasa salut padanya dan merasa masih harus banyak belajar darinya. Dalam hal berkontribusi tetapi tidak merasa berjasa apalagi ingin menonjolkan diri. Subhanallah. Yaaa gitu deh. Ada banyak macam orang dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk kita, termasuk saya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi