Shibgoh, atribut & being contextual
Ketika akhirnya tahu kalau bernard batubara itu muslim,however itu menambah respek saya padanya, saat tahu mbak Ainun nahdliyin, saya makin respek.
Sepertinya mereka yang melepas atribut dan memilih menjadi cair,justru lebih bisa diterima oleh masyarakat lebih luas, sehingga manfaatnya lebih lintas agama dan golongan
Hasilnya spirit santri dan pesantren yang notabene adalah jiwa yang diwariskan dari sesepuh mba Ai kini menjelma akber yang lintas agama dan golongan
Sehingga memaknai shibgoh/celupan yang diisyaratkan dalam alquran memang sepertinya lebih ke spirit/jiwa/pengamalannya dan bukan pada atributnya. IMHO
Memang sih atribut itu bisa menjadi media syiar, namun kadang dalam realita malah menjadi bumerang eksklusifitas. Lebih parah kalau hanya terhenti di atribut
Keputusan m Ilik melepas R,mb Ai 'menyembunyikan' Identitas asal,p EA yang menggladi anak buahnya ala pesantren tapi tidak dinamai sbg pesantren, adalah bentuk-bentuk memilih menjadi cair dan proletair.
Kecenderungan yang terjadi rupanya mereka yang dari kecil tercelup/shibgoh, besarnya memilih cair. Mereka yang dulunya belum shibgoh, besarnya mencelupkan diri. (yang bahaya, kalau mencelupkan diri tanpa pengetahuan lalu ekstrim keterlaluan)
idealnya shibghoh lahir batin,ban njobo ban njero. Dari kecil hingga besar sampai husnul khotimah dan rohmat Lil alamiin itu ya being contextual
Peta Kesultanan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com , pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Lokasi Kera
0 Komentar