Maqom, Kasta Dan Eligaterism

Maqom, Kasta Dan Eligaterism


Jauh sebelum aku bertemu suamiku (alm) yang ternyata sangat egaliter, sesungguhnya aku juga pendukung keras garis anti kasta. Rasanya mau muntah kalau ada orang sekitar atau siapapun yang ngomong dan membesar-besarkan kasta, status, kedudukan diri dan golongan serta keluarganya, serta meremehkan dan mengolok-olok mereka yang 'kasta'nya dianggap lebih rendah.

Sehingga ketika akhirnya bertemu (alm) suami yang punya jiwa egaliter, kami langsung cocok. Sama-sama punya  keyakinan bahwa maqom sejati  seseorang itu dari ketakwaan dan amalnya. Jadi meskipun kita butuh material sebagai sarana hidup, namun arah pencapaian bukanlah ke sana.

Jadi nggak heran kalau (alm) suami ini wiridnya luar biasa, kehidupan sosial pertemanannya luas dan kebanyakan  ya justru dengan mereka yang sama-sama 'kurang beruntung' dalam hal material.

Tidak pilih-pilih teman, itu intinya. Sementara ada banyak orang 'kaya' yang memilih pergaulan sesama 'balungan gedhe'saja karena punya keyakinan kalau 'kemiskinan' dan 'ketidakberuntungan' itu bisa menular. Dan itu tentu saja berbahaya dan  mengancam kekayaan serta status sosial juga kastanya.


Menempatkan kedua kubu ini secara berhadapan sebenarnya kurang sedikit pas. Apa mereka yang kasta/status sosial ekonomi rendah tidak masalah asal maqom (ketakwaan, iman dan amalnya) tinggi? Hmmmm...


Mungkin yang ideal adalah status sosial ekonomi tinggi, kasta dan nashab (keturunan)nya juga dari keluarga darah 'biru' apakah itu dari garis kekyaian ataupun keradenan,daaaan maqomnya juga takwa,  ikhlas, bening, jernih, sufi yang dekat Allah. Wow! Ya, pastinya ada. Tapi mungkin hanya sedikit dan segelintir orang.

Apa kita tak boleh bercita-cita menuju sana? Yang ideal itu?Ya tentu saja boleh. Tapi juga harus mengukur diri. Dan jangan sampai tertipu diri sendiri, karena merasa alias 'rumongso' padahal yang sebenarnya belum sampai ke tingkatan/tahapan itu. Bahkan bullshit. Naudzubillahi min dzalik.

Terus gimana dong?
Yach, berusaha sebaik-baiknya mungkin ya.
Dengan peran masing-masing, saling bekerja sama, tetap berupaya optimal, serta terus menjaga akhlaqul karimah, adab, serta mengharapkan pertolongan dan hidayahNya. Aamiin. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi