Proses Kreatif Penulisan Novel Just In Love

Proses Kreatif Penulisan Novel Just In Love

Embrio Novel Just In Love sendiri sebenarnya sudah lama bersarang di kepala. Sekitar setahun setelah lulus Arsitektur Undip, aku mengerjakan renovasi interior di sebuah mall besar di Klaten. Dari sanalah cerita ini bermula.Sebagian tokoh juga adegannya kucuplik dari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi. (Mungkin karena sebab  itulah sehingga  penyiar GajahMada FM-yang mewawancarai saat talkshow- merasa bahwa novel Just In Love ~ "membumi banget". Hahay....)

Salah satu adegan yang menjadi favoritku dalam Just In Love adalah saat Kemala dan Yudistira menghabiskan waktu makan siang mereka di los pasar di belakang Mall. Hmmm....
Kalau kamu, apa adegan favoritmu dari novel ini?


Kebetulan sekali aku beruntung mendapat hadiah writing retreat dari sebuah penerbitan besar. Selama akhir pekan itu kami digodog oleh para penulis senior yang menjadi mentor kami. Dari sebuah sinopsis, aku kemudian mengembangkan embrio ini menjadi plot, dan memakan waktu sekitar sebulan untuk menyelesaikan novelnya.

Dalam perjalanannya, kisah ini terpaksa aku simpan sementara karena ternyata dianggap lebih cocok untuk young adult, sementara yang diharapkan adalah teenlit. Okey. Sembari menunggu takdir berikutnya, aku perbaiki sana sini, brainstorming dengan guru menulisku, terutama dalam menentukan twist dan endingnya. Kemudian beberapa kali mengganti judul.

Akhirnya pintu itu terbuka. Saat Grasindo menggeber even PSA2, kukirimlah naskah ini. Dan alhamdulillah berjodoh. Sampai akhirnya terbitlah Just In Love dan hadir di tengah-tengah pembaca.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi