Yang Berkecamuk

Yang Berkecamuk


Ada pikiran-pikiran paradoksal yang kudapat sepulang pertemuan itu.
Bagian pikiran positif bilang: Bahwa tingkat keterpesonaan orang terhadapmu dipengaruhi juga oleh tingkat keijiranmu. Semakin ijir, semakin tidak memukau. Dan kesadaran bahwa apa sesungguhnya yang didapat dari sifat ijir, kecuali justru penyesalan. Takkan rugi siapapun yang dermawan.

Bagian pikiran skeptic punya simpulan sendiri, sebab menyadari adanya hal-hal yang sebenarnya cukup mengganggu nurani. Antara lain karena mendengar pengakuan tentang meninggalkan suatu hal  yang wajib  dan makan sesuatu yang diharamkan, dua hal yang seharusnya kami punya penjelsn manis tanpa menyinggung perasaan.But no words at all
Peringatan dr tmn yang dtg belakangn tentang menu itu menyadarkn sesuatu. Knapa ditraktir, knapa ia ingin sekali kita milih menu yang itu dst.Betapa naïf
Kekaguman buta bisa menggelincirkn kita jadi tidak punya keberanian untuk mengatakn sesuatu yang benar karena akan terdengar pahit di perasaan orang yang kita kagumi
Padahal kalau kita sungguh mencintai, tak mungkin kita membiarkannya terus dlm ketidakpahaman akan kebenaran  dan  syariat yang sesungguhnya. Di titik ini...
.kami harusnya bisa meraba knapa kami dipertemukan dengannya. Mungkin seharusnya menjadi jalan akan hidayahNya.  dan  bukannya malah kami yang lena dan terdiam membisu
Yang menjadi PR adalahh bagaimana seni menyampaikan kebenaran  dan  mengoreksi beberapa hal keliru yang selama ini ia yakini.  dan  kadang kita justru kehilangan keberanian..
.karena kita sendiri pelan2 tahu2 berada d tepi garis pelanggaran2.Kekotoran diri sendiri membuat nyali menciut,sembunyi di belakang alibi toleransi
Or bisa jadi ini adalah ujian apakah kita kemudian akan memiliki setitik kesombongn karena merasa lebih baik darinya,lebih sholih,lebih benar. Padahal blum tentu
Spt yang ia gambarkn tentang paradoksal seseorang yang tulisannnya berbau sosialism komunism tp lakunya feodal. Bagaimana supaya waspada dan jaga diri sendiri.
sembari menelisipkan info kebenaran syariah yang mungkin bisa mengubah keyakinan kelirunya selama ini. Tanpa pertolonganNya, tak mungkin bisa dan mampu
Masalahnya bukan Dia tak mau menolong tapi kadang diri kita sendiri yang memblokade,menutup pintu pertolongan dengan kesombongn diri dan menyerempet2 bhy
Mungkin sekali kebaikan dan kedermawanan yang membawanya nyaris mdpt pengetahuan tentang kebenaran syariah jika saja kami punya nyali untuk menyampaikan
Oh ya, termasuk pelanggaran hubungan yang dianggap biasa, bisa jadi adalah justru peringatan dan cambuk keras agar jgn sampai kami melakukannya. Mungkin sekali...
pertemuan itu bukan tentang bagaimana kami seharusnya mengkoreksinya, tapi bagaimana kami harus mengoreksi dan mewaspadai diri kami sendiri agar jgn terjerumus
Jebakan berikutnya adalah kita kemudian merasa sdh berbuat sesuatu padahal baru curhat menuliskan kegelisahan saja, dan belum berbuat apa2 yang real :(
Apakah kita tega  dan  mau menukar hidayah yang tak ternilai dengan sesuatu dengan harga yang sedikit. Robbanaa dzolamnaa anfusanaa, astaghfirullah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi