Raditya Dika Capek, Sakit Atau Jaim

Raditya Dika Capek, Sakit Atau Jaim

Suatu ketika saat saya mengisi sharing kepenulisan di SMK Semarang, si mbak dari Brand yang tahun kemarin mengusung Raditya Dika untuk event yang sama bercerita, kalau Raditya Dika lebih banyak diamnya kalau di luar panggung. Beda dengan saya katanya, karena mau diajak ngobrol dan tanya apa saja.

Saya tersenyum dan nyeletuk, ya kan Raditya Dika-nya seleb jadi jaim juga mungkin, atau irit tenaga atau mungkin sedang capek.

Hehe, iya juga mungkin, sahut si embak.

Saya kalau nggak sedang sakit atau nggak enak badan, memang lebih senang beramah tamah. Baik dengan pihak penyelenggara, panitia, brand sponsor ataupun peserta dan yang lainnya. Tapi kalau pas sedang agak nggak fit, sering juga lebih senang diam dan hemat energi.



Menjadi pembicara atau public speaker atau nara sumber atau apapun sebutannya itu, memang tak mudah.

Bukan saja karena kita harus punya kemampuan presentasi yang mumpuni, kemampuan menguasai audience juga kreatif dalam penyampaian di berbagai kesempatan yang berbeda, tetapi juga lebih dari itu. Kita seringkali dituntut untuk tetap 'on' terus sebelum maupun sesudah 'manggung'.

Jadi bukan hanya saat sedang perform, tetapi juga sesudah acara, yang kadang-kadang musti terus tersenyum demi berfoto bersama audience, maupun beberapa peserta secara bergantian. Melayani pertanyaan tambahan, satu persatu dengan sabar dan seterusnya.

Pra acara sendiri juga harus begitu. Ramah dan siap ditanya apa saja.

Lebih dari itu, untuk bisa menjadi performer yang baik, kita juga harus siap dalam sikap, attitude, bahasa tubuh, pilihan kata dan penyampaian juga yang tak kalah penting adalah fashion dan performance yang oke.

Ribet kan? Tapi seru sih :D



4 komentar:

Adbox

@diannafi