Yang Membuat Dee Dewi Lestari Menjadi Seorang Diva

Yang Membuat Dee Dewi Lestari Menjadi Seorang Diva


Sesungguhnya ada yang menarik dari pertemuan dengan mbak Dee Dewi Lestari kali ini. Selain lebih dekat lagi, intim dan personal, juga semakin tertangkap hal-hal yang selama ini menjadi misteri dan pertanyaan besar di dalam kepala, mungkin kepala setiap orang. 


Apa yang  bisa menjadikan seorang Dee menjadi seorang Diva?


Dian Nafi dengan Dewi Lestari di coaching clinic Solo

Jadi selain dia mengajarkan tentang kepenulisan di coaching clinic kemarin itu, sesungguhnya mbak Dee juga menunjukkan how to behave dan bagaimana cara menjadi coach yang baik.
Dian Nafi dengan Dewi Lestari di sesi sisterhood UWRF
Saat  setelah di UWRF lalu, di dua sesi aku memandangnya dengan takjub sembari mencoba menyerap energi yang dimilikinya, kukira aku takkan lagi melakukan pandangan dan ketakjuban yang sama saat bertemu di Solo.

But, i was wrong.
Aku lagi dan lagi memperhatikannya dari atas sampai bawah.

Telinganya tidak memakai anting. Kaosnya hitam, biasa. Roknya juga. Aksesoris sederhana. Rambutnya juga dikuncir sederhana. Tidak masalah agak berantakan rambutnya. Mbak Dee bahkan pakai sandal jepit meskipun high heel. Jadi inget ketika suatu saat aku pernah pergi sharing ke sebuah event dan pakai sandal sejenis dengan yang dipakai mbak Dee (karena lupa salin sandal), terus merasa salah kostum. Nah, ternyata nggak masalah tuh buat mbak Dee.
Dian Nafi dengan Dewi Lestari di sesi Big Picture UWRF
Lalu kusadari justru kesederhanaannya, kerendahhatiannya dan kebaikannya yang tulus itulah yang menjadikannya seorang Diva.
See?
Dan yang sesungguhnya, tidak mudah menjadi sederhana, rendah hati, humble, tulus, royal dan baik hati. Ya kadang-kadang mudah, kadang-kadang tidak. Iya kan? begitulah manusia.
Tapi setelah sekarang ada contohnya di depan mata, dan membuktikan rumusan yang demikian ini, mau tak mau kita harus belajar dan terus mencoba.

Be simple, be humble, be kindhearted, be royal, be honest, be true!
There's no other way!

Gitu deh mbak Dani dan mbak Irfa, ceritaku tentang penulis favoritku :)

omg! sadar kamera bangets :p

jadi ingat apa yang Rasulullah pernah sabdakan, merendah hatilah maka Allah justru akan mengangkat tinggi derajat orang yang rendah hati.
subhanallah.

Aamiin...aamiin. semoga kita bisa menjadi salah seorang yang diisyarahkan dalam hadits tersebut. Aaamiin ya robbal alamiin.

Kalau kalian? Siapa penulis favorit kalian?

12 komentar:

  1. Pernah baca novelnya waktu kuliah pinjem punya teman dealova, belum pernah ketemu orangnya aku mah 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Dealova ya.
      semoga kapan-kapan ketemu ya mbak :)

      Hapus
  2. Pengen ketemu Dee euy. Keknya humble banget yaa

    BalasHapus
  3. Aku juga suka banget sama Dee ini, humble dan down to earth meskipun dia seorang diva

    BalasHapus
  4. Iyaaa mbak dian..mbak Dee ini orangnya humble banget pernah ketemu langsung waktu roadshow peluncuran buku Filosofi Kopinya tahun 2006 dulu di kampus sastra... So humble, simple, but elegant :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah ternyata ilmu padi, makin berisi makin menunduk

      Hapus
  5. Masih keingat sekali saat membaca Supernova yang Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, itu awal perkenalanku dengan karya Dee.

    BalasHapus
  6. Wah senangnya ya bisa ketemu sama penulis fave ber kali2😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa, alhamdulillah banget. smoga ketularan..aamiin :)

      Hapus

Adbox

@diannafi